Jakarta: Sikap haus kekuasaan penguasa dikritik Akademisi Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta Gugun El-Guyanie. Dalam diskusi daring bertajuk 'Seruan Moral Bergema: Dejavu 98 Apakah Terulang?' Gugun menyebut cara penguasa terlalu vulgar.
"Cara yang vulgar juga, yakni mengakali agar anak
Jokowi bisa menjadi cawapres dengan cara minta pendapat MK atau memaksakan MK agar membatalkan syarat usia cawapres," kata Gugun dalam diskusi daring yang dikutip Selasa, 6 Februari 2024.
Menurut dia, penguasa saat ini telah mencoba berbagai cara, dimulai dari upaya amandemen UUD 1945. Kemudian, memainkan isu jabatan presiden 3 periode, mantan presiden bisa maju menjadi wakil, hingga upaya yang terakhir untuk memuluskan pencalonan Gibran di
Pemilu 2024.
"Itu dilakukan dengan cara meruntuhkan lembaga atau the garden of konstitusi,” tutur Sekretaris Prodi Hukum Tata Negara di UIN Yogya ini.
Co-Founder Forum Intelektual Muda Muhammad Sutisna menyebut demokrasi di Indonesia di ambang kehancuran. Sebab, ada segelintir orang yang berupaya menekan kekuatan rakyat agar tidak mengambil peranan di Pemilu 2024.
“Padahal kita tahu bahwa demokrasi itu ya dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Rasanya itu jauh dari semangat penguasa saat ini,” ujarnya.
Melalui diskusi bersama kelompok pemuda dan mahasiswa, Sutisna ingin mendorong agar ikhtiar menjaga demokrasi terus dilakukan. Baginya, akal sehat dan idealisme harus terus dipertahankan.
“Kita akan terus berdiskusi mengkritisi yang salah dari perjalanan demokrasi kita,” pungkasnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((ADN))