Jakarta: Kepala Staf Presiden Jenderal Purn TNI Moeldoko meminta Persaudaraan Alumni (PA) 212 tak menggelar ijtima ulama ketiga. Moeldoko menilai acara itu akan menciptakan gerakan massa usai pemilu.
Indikasi itu terlihat dari isu yang diangkat dalam acara itu. Pertemuan itu akan membahas masalah kecurangan dalam Pemilu Serentak 2019.
"Iya bisa ke arah situ (menciptakan gerakan). Karena apa? Persoalan kecurangan itu selalu diembuskan. TSM itu ya, terstruktur, sistematis, masif, ada satu lagi luar biasa. Ini menurut saya sebuah upaya yang harus kita hentikan," kata Moeldoko di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat, 26 April 2019.
Baca: Pengamanan di Jakarta Diperketat
Menurut Moeldoko, seharusnya semua pihak tidak menjustifikasi sebuah persoalan yang belum tuntas. Apalagi, dugaan kecurangan dalam pemilu bisa diselesaikan melalui jalur konstitusional.
"Bukan dengan ijtima, itu apa urusannya. Urusan politik kok dicampuradukkan enggak karu-karuan, sehingga membingungkan masyarakat," jelas dia.
Moeldoko menegaskan pemerintah siaga jika ada kelompok masyarakat yang ingin membuat gerakan usai pemilu. Ia mewanti-wanti agar tak ada yang menunggangi polemik pascapemilu untuk membuat sebuah gerakan.
"Kalau ada cara-cara bagaimana menciptakan sebuah trigger dengan upaya-upaya bisa dengan cara disiapkan dengan baik dan seterusnya. Untuk itu kami juga siap menghadapi situasi seperti itu," ujarnya.
Baca: TKN Terima 10 Ribu Laporan Pelanggaran Pemilu Luar Negeri
Mantan Panglima TNI itu menambahkan masalah dalam pemilu bisa diselesaikan secara bijak. Sehingga, kondisi masyarakat tetap kondusif.
"Agar kita semuanya kembali kepada terciptanya sebuah kondisi yang semua dari kita bisa menikmati dengan baik," tandas Moeldoko.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((DRI))