Jakarta: Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menyiratkan kecilnya kemungkinan Partai Gerindra bergabung dengan Koalisi Indonesia Kerja (KIK) atau partai pendukung Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Menurut dia, komposisi partai pendukung di belakang Jokowi-Ma'ruf sudah cukup.

Menurutnya, Gerindra tak perlu bergabung meski memiliki kursi yang signifikan di DPR. Apalagi, menurut Airlangga, di parlemen juga butuh oposisi untuk mengontrol jalannya pemerintahan.

"Dalam demokrasi yang sehat tentu ada yang di pemerintah dan ada yang di parlemen," ujarnya saat ditemui seusai rapat terbatas di Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu 19 Juni 2019.

Airlangga menambahkan kekuatan koalisi pendukung Jokowi-Ma'ruf cukup besar di parlemen dengan presentase 60 persen. Hal itu dinilai cukup untuk memperkokoh pemerintahan Jokowi lima tahun ke depan.

"Sekarang pun kita sudah menguasai lebih dari 60 persen," tambah dia.

Ia pun menegaskan parta politik manapun yang ingin bergabung mesti memiliki visi dan misi, serta dan komitmen yang sama dengan partai pendukung Jokowi-Ma'ruf. Namun demikian, keputusan masuknya partai lain akan dibicarakan setelah hasil sidang sengketa Pilpres 2019 diputuskan oleh Mahkamah Konstitusi (MK).

Baca: Kubu Jokowi Buka Pintu untuk Gerindra

"Kita masih menunggu hasil MK. Itu nantinya akan ada pembicaraan. Tetapi secara pembicaraan bilateral antara pemimpin partai," tegas dia.

Presiden Joko Widodo sebelumnya membuka pintu bagi partai oposisi untuk bergabung bersama partai pendukung pemerintah periode 2019-2024. Terutama bagi Gerindra yang dipimpin rival Jokowi dalam Pilpres 2019, Prabowo Subianto.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id

((DMR))