Jakarta: Lembaga survei Charta Politika Indonesia menyatakan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) semakin jauh dari parlemen. Suara partai berlambang kakbah terus merosot.
"Harus diakui PPP mengalami guncangan politik terutama ketika ketua umumnya (Romahurmuziy) kena operasi tangkap tangan Komisi Pemberantasan Korupsi (OTT KPK)," kata Direktur Riset Charta Politika Indonesia Muslimin di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis, 4 April 2019.
Baca: PPP Pecat Romahurmuziy
PPP yang pada Pileg 2014 memperoleh 6,5 persen suara semakin terpuruk. Pada survei 22 Desember 2018 hingga 2 Januari 2019, PPP hanya mampu mengantongi 4,3 suara.
Dukungan itu kembali turun menjadi 3,6 persen dalam survei yang digelar pada 1-9 Maret 2019. Sedangkan dalam survei terbaru yang dilakukan 19-25 Maret, PPP hanya mengantongi 2,4 persen dukungan.
"Kebetulan survei kita dilakukan saat OTT. Penurunan ini sedikit banyak berpengaruh karena ketumnya kena OTT," jelas Muslimin.
Charta Politika Indonesia melakukan survei pada 19-25 Maret 2019. Survei dilakukan dengan wawancara tatap muka langsung menggunakan kuesioner terhadap 2.000 responden di 34 provinsi.
Baca: PPP Dinilai Sulit Capai Ambang Batas Parlemen
Survei menggunakan metode acak bertingkat dengan
margin of error lebih kurang 2,19 persen. Survei memiliki tingkat kepercayaan 95 persen.
KPK menetapkan Romahurmuziy sebagai tersangka kasus dugaan suap jual beli jabatan di Kemenag. Romahurmuziy diduga mengatur jabatan di Kemenag pusat dan Kemenag daerah.
Romahurmuziy ditetapkan sebagai tersangka karena diduga menerima suap dari Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Gresik Muhammad Muafaq Wirahadi; dan Kepala Kantor Wilayah Kemenag Provinsi Jawa Timur Haris Hasanuddin. Suap diberikan agar mantan Ketum PPP itu mengatur proses seleksi jabatan di Kemenag untuk kedua penyuap tersebut.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((OJE))