Jakarta: Pengamat politik Hendri Satrio mengatakan, hasil penghitungan cepat yang dilakukan lembaga survei tidak mungkin mengeluarkan data bohong seperti yang diusut oleh calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto. Penghitungan cepat dipastikan berdasarkam ilmu pengetahuan.
"Data
quick count itu enggak bohong, itu jujur. Kalau ada proses penggirangan suara atau kecurangan, itu terjadinya bukan di tahap
quick count," kata Hendri di D'Consulate Resto & Lounge, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu 20 April 2019.
Meskipun beberapa lembaga survei tercatat menerima suntikan dana dari Partai politik, namun hal itu tetap tidak mempengaruhi kredibilitas hasil
quick count. Tidak mungkin, kata Hendri, seluruh lembaga survei yang memenangkan pasangan calon Jokowi-Ma'ruf bersamaan men-
setting data.
"Kami catat datanya. Soal pembiayaan,
quick count itu mahal. Memang ada sponsornya. Kita mengaku ada sponsor, itu ada di laporan," ucap Hendri.
Baca: LSI Denny JA: Belum Ada Quick Count Meleset
Menanggapi Hendri, Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA Adjie Alfaraby menyebut jika seluruh lembaga survei mustahil mensetting data. Lembaga survei sendiri sudah dipantau KPU dalam mengolah hasil penghitungan data.
"Kalau mau verifikasi ya memang tunggu KPU 22 Mei 2019 nanti, sebagai alat komparasi
quick count benar, kalau meleset lembaga survei ini bisa dituntut," tutur Adji.
Sebelumnya, Prabowo Subianto kembali menyerang lembaga survei penyelenggara hitung cepat atau
quick count. Ia menyebut lembaga survei yang hasil hitung cepatnya memenangkan Joko Widodo-Ma'ruf Amin membohongi publik.
"Hei lembaga survei bohong, Kau bisa bohongi penguin di Antartika, rakyat Indonesia tidak mau dibohongi Kamu lagi," tegas Prabowo saat berorasi di kediamannya, Jalan Kertanegara 4, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat, 19 April 2019.
Prabowo juga sempat menanyakan itu kepada pendukungnya. Ia melontarkan pertanyaan apakah pendukungnya percaya lembaga survei. "
Quick count penipu! Pembohong!," jawab simpatisan.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((YDH))