Jakarta: Pembagian bantuan sosial (bansos) menjelang pelaksanaan Pemilu diyakini berdampak pada peningkatan suara pihak petahana. Hal ini disampaikan ahli yang dihadirkan tim hukum Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Ekonom Universitas Indonesia (UI), Vid Adrison.
Ia menyampaikan paparan berjudul
"Dampak dari Bansos terhadap Perolehan Suara Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden 02 dalam Pemilihan Umum Presiden Indonesia Tahun 2024" dalam sidang gugatan di
Mahkamah Konstitusi (MK). Vid menyatakan terdapat hubungan pembagian bansos dengan perolehan suara di pihak petahana.
Dalam hal ini, Prabowo-Gibran diyakini mendapatkan dukungan penuh dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Petahana atau kandidat yang didukung petahana akan mendapatkan persentase suara yang lebih tinggi. Persentase suara pemenang lebih tinggi di daerah dengan kemiskinan yang lebih tinggi," ungkap Vid dalam sidang gugatan hasil Pilpres 2024 di sidang MK, Jakarta, Senin 1 April 2024.
Vid menjelaskan alasan bansos efektif dalam peningkatan suara kubu petahana. Pertama, bansos bisa diklaim 100 persen kebijakan pemerintah.
"Masyarakat tidak bisa menyangkal bahwa bansos tersebut dari pemerintah, bukan atas kerja mereka atau pihak lain," ujar Vid.
Kedua, bansos menyasar kelompok miskin. Nilai uang bansos Rp200 ribu jauh lebih tinggi bagi masyarakat miskin dibandingkan dengan masyarakat berpenghasilan tinggi.
"Ketiga, perilaku
myopic yang dimiliki masyarakat. Kecenderungan memperhatikan sesuatu yang lebih dekat terjadi, dibandingkan dengan yang sudah lama terjadi atau terjadi beberapa tahun yang mendatang," ujar Vid.
Vid mencontohkan masyarakat dengan penghasilan dan pendidikan rendah cenderung berjuang memenuhi kebutuhan harian. Jumlah bantuan memiliki hubungan positif dengan perolehan suara.
"Hasil survei LSI menunjukkan bahwa 69 persen penerima bansos memilih Paslon 02 dalam Pilpres 2024," ucap Vid.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((DHI))