Jakarta: Ketua Tim Hukum Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Yusril Ihza Mahendra menyinggung hasil Pemilihan Presiden (Pilpres) 2004 atau 20 tahun lalu dalam sidang lanjutan di
Mahkamah Konstitusi (MK).
Yusril menyebut saat itu petahana, Megawati Soekarnoputri kalah dengan pendatang baru saat itu, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Yusril menyinggung hal ini sebagai respons dari pernyataan ahli yang dihadirkan tim hukum Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Ekonom Universitas Indonesia (UI), Vid Adrison.
Pernyataan itu berkaitan dengan petahana atau pasangan yang didukung petahana akan mendapat suara lebih banyak dalam Pilpres.
"Saudara ahli mengatakan suatu kesimpulan dari penelitiannya, bahwa petahana atau calon yang didukung oleh petahana akan mendapatkan suara lebih dibandingkan dengan calon yang lain. Bagaimana ahli bisa menerangkan kekalahan Megawati dengan SBY saat tampil pada Pilpres tahun 2004," kata Yusril sebagai pihak terkait dalam gugatan sengketa Pilpres 2024 di sidang MK, Jakarta, Senin 1 April 2024.
Di sisi lain, pada Pilpres 2024, Presiden Jokowi diyakini mendukung pasangan Prabowo-Gibran. Pasangan ini akhirnya diumumkan sebagai pemenang Pilpres 2024.
"Kalau memang kesimpulan ini berlaku umum, apakah hanya satu faktor kebetulan, kalau sekarang ini Jokowi yang menjadi presiden dan beliau mendukung pasangan Prabowo-Gibran dan memperoleh suara lebih," lanjut Yusril.
Yusril lantas membayangkan jika petahana atau Presiden RI pada Pilpres 2024 berlangsung adalah Jusuf Kalla atau
Megawati. Apakah jika salah satu di antara mereka yang menjadi Presiden akan menguntungkan jagoan mereka masing-masing.
"Seandainya yang sekarang ini menjadi presiden adalah Jusuf Kalla yang mendukung pasangan Anies Baswedan, berarti calon itu juga akan memperoleh suara lebih besar. Seandainya lagi yang menjadi presiden adalah Megawati, maka pasangan kalau Ganjar Pranowo dan Mahfud akan mendapatkan suara lebih berdasarkan teori saudara seperti itu konsekuensinya," ungkap Yusril.
"Lalu apa masalahnya dengan persidangan sekarang ini? Pendapat saudara ada sesuatu yang salah atau tidak?," lanjut Yusril.
Sebagai informasi, pasangan SBY-Jusuf Kalla menang dalam Pilpres 2004. Pasangan ini mendapatkan 60,62 persen suara dan pasangan Megawati-Hasyim Muzadi sebanyak 39,38 persen suara. Saat itu, Megawati merupakan Presiden RI.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((DHI))