Hasto: Hentikan Saling Klaim Kemenangan
Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Hasto Kristiyanto - Medcom.id/Fachri Audhia Hafiez.
Jakarta: Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Hasto Kristiyanto, meminta Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno tak buru-buru mengklaim kemenangan. Baiknya menunggu hasil akhir dari Komisi Pemilihan Umum (KPU).
"Untuk itu sebaiknya kita tidak saling klaim. Karena nanti KPU yang memiliki kewenangan untuk mengambil sebuah keputusan politik berdasarkan rekapitulasi manual," kata Hasto di Kebagusan, Jakarta Selatan, Rabu, 17 April 2019.
Hasto mengatakan klaim sepihak pernah terjadi saat Pemilu 2014. Saat itu lembaga survei yang mengklaim kemenangan salah satu pasangan capres-cawapres tidak mampu mempertanggungjawabkan hasil hitung cepat.
"Bahkan sampai ada lembaga-lembaga survei yang kemudian mendapatkan sebuah sanksi karena ketidakmampuan mempertanggungjawabkan metodologi itu," ujar Hasto.
(Baca juga: Cek Fakta: Pemenang Pemilu Tunggu Hasil Resmi KPU)
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan itu juga meminta agar setiap pihak mempercayakan segala sesuatu dengan data sebagai landasan yang bisa dipercaya publik. Menurut Hasto, hal itu mampu menjaga semangat persatuan dan kesatuan di momen Pemilu Serentak 2019.
"Dari lembaga-lembaga independen termasuk yang kami lakukan secara internal sekalipun, itu menunjukkan bahwa rakyat memberikan dukungan bagi Pak Jokowi dan KH Ma'ruf Amin, dengan angka dan selisih yang cukup jauh dengan Pak Prabowo dan Pak Sandi," ucap Hasto.
BPN Prabowo-Sandiaga sebelumnya mengklaim unggul di exit poll Pilpres 2019. Data itu diperoleh dari 5.475 tempat pemungutan suara (TPS) di seluruh Indonesia.
Prabowo-Sandiaga disebut memperoleh 55,4 persen. Sementara Jokowi-Ma'ruf 42,8 persen.
"Berdasarkan jam yang hadir di sini sudah jam 15.00 WIB. Kita sudah melakukan asesmen saat TPS-TPS sudah dibuka. Exit poll paslon Prabowo-Sandi mengungguli 01, 5.475 TPS, di 34 provinsi," ujar Direktur Relawan dan Kampanye BPN Prabowo-Sandiaga, Sugiono, di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
((REN))
"Untuk itu sebaiknya kita tidak saling klaim. Karena nanti KPU yang memiliki kewenangan untuk mengambil sebuah keputusan politik berdasarkan rekapitulasi manual," kata Hasto di Kebagusan, Jakarta Selatan, Rabu, 17 April 2019.
Hasto mengatakan klaim sepihak pernah terjadi saat Pemilu 2014. Saat itu lembaga survei yang mengklaim kemenangan salah satu pasangan capres-cawapres tidak mampu mempertanggungjawabkan hasil hitung cepat.
"Bahkan sampai ada lembaga-lembaga survei yang kemudian mendapatkan sebuah sanksi karena ketidakmampuan mempertanggungjawabkan metodologi itu," ujar Hasto.
(Baca juga: Cek Fakta: Pemenang Pemilu Tunggu Hasil Resmi KPU)
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan itu juga meminta agar setiap pihak mempercayakan segala sesuatu dengan data sebagai landasan yang bisa dipercaya publik. Menurut Hasto, hal itu mampu menjaga semangat persatuan dan kesatuan di momen Pemilu Serentak 2019.
"Dari lembaga-lembaga independen termasuk yang kami lakukan secara internal sekalipun, itu menunjukkan bahwa rakyat memberikan dukungan bagi Pak Jokowi dan KH Ma'ruf Amin, dengan angka dan selisih yang cukup jauh dengan Pak Prabowo dan Pak Sandi," ucap Hasto.
BPN Prabowo-Sandiaga sebelumnya mengklaim unggul di exit poll Pilpres 2019. Data itu diperoleh dari 5.475 tempat pemungutan suara (TPS) di seluruh Indonesia.
Prabowo-Sandiaga disebut memperoleh 55,4 persen. Sementara Jokowi-Ma'ruf 42,8 persen.
"Berdasarkan jam yang hadir di sini sudah jam 15.00 WIB. Kita sudah melakukan asesmen saat TPS-TPS sudah dibuka. Exit poll paslon Prabowo-Sandi mengungguli 01, 5.475 TPS, di 34 provinsi," ujar Direktur Relawan dan Kampanye BPN Prabowo-Sandiaga, Sugiono, di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
((REN))
BERITA TERKAIT
