Jakarta: Narasi emosi yang dilontarkan oleh calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto dalam setiap kampanyenya dinilai berbahaya jika terus menerus dilakukan. Prabowo bisa membuat massanya bertindak anarkis.
"Ini bukan sekali saja terjadi, bahkan saat debat pak Prabowo juga emosional saat ditertawakan," kata Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Lena Maryana Mukti dalam acara
Prime Talk News Metro TV, Selasa, 9 April 2019.
Menurut dia, pemimpin seharusnya bisa menahan emosi. Malah, jika seorang pemimpin tidak dapat menahan emos akan berdampak kepada massa yang ikut terbakar emosi oleh Prabowo.
Lena menambahkan, narasi yang dilakukan oleh Prabowo merupakan imajinasi belaka. Menurut Lena, Prabowo hanya mencari kesalahan di Indonesia tanpa mempunyai solusi.
"Narasi kemarahan secara kecurangan, (Prabowo) mengkritik boleh tapi harus ada solusi," ujar Lena.
Menanggapi pernyataan Lena, Pengamat Politik Indobarometer menyebut narasi emosi Prabowo itu berdasarkan rekam jejaknya dari keluarga militer. Sampai saat ini, kata dia, Prabowo sulit menghilangkan kebiasaan itu.
Baca: Prabowo Dinilai Kalap Saat Berpidato
Berbanding terbalik dengan Prabowo, calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo dinilai mempunyai sikap yang cocok untuk memimpin Indonesia. Jokowi mempunyai pemikiran lebih terbuka ketimbang Prabowo.
"Kalau pak Prabowo itu dominan dengan karakter otoriternya tapi Jokowi itu terlihat demokratis. Ini dinilai oleh beberapa psikolog dengan metode psikology of distance," ujar Qodari.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((DMR))