Jakarta: Setiap kali masuk musim pemilihan kepala daerah (
pilkada), pasangan calon (paslon) pasti mengagendakan untuk berkampanye. Dan kampanye tersebut kerap dimulai dari
pasar tradisional.
Pertanyaannya, kenapa harus dimulai dari pasar?
Pusat ekonomi
Guru Besar Komunikasi Politik dari LSPR, Lely Arrianie, menjelaskan pasar tradisional merupakan pusat aktivitas ekonomi dan sosial masyarakat. Banyak calon kepala daerah ingin berupaya mendekatkan diri dengan masyarakat.
Tempat bertemu berbagai lapisan masyarakat
Lely mengatakan pasar pun menjadi tempat bertemu berbagai tingkatan lapisan sosial masyarakat. Dengan mendatangi pasar, maka paslon memungkinkan untuk bisa dikenal oleh masyarakat dari berbagai kalangan.
"Strategi mendatangi pasar dinilai efektif untuk menjangkau berbagai lapisan masyarakat. Pendekatan ini menciptakan kedekatan emosional antara calon dan warga melalui interaksi langsung," kata Lely dikutip dari program Breaking News di Metro TV, Rabu, 25 September 2024.
Simbol kuat
Menurut dia, langkah ini sebagai strategi yang masih relevan dalam politik Indonesia. Ia juga menjelaskan bahwa pasar merupakan simbol yang kuat bagi masyarakat, terutama karena berhubungan langsung dengan kebutuhan pokok mereka.
“Pasar adalah pusat distribusi masyarakat yang berkaitan dengan perut. Jika masyarakat merasa perutnya kenyang, mereka akan percaya bahwa di bawah kepemimpinan calon tersebut, semua kebutuhan akan terpenuhi,” ujar Lely.
Lebih efektif
Selain itu, mendatangi pasar tradisional dianggap lebih efektif daripada mengumpulkan massa di tempat lain.
“Pasar itu adalah pusat massa dengan orang-orang dari berbagai latar belakang dan kebutuhan. Hal ini membuat calon lebih mudah menjangkau pemilih secara langsung,” kata Lely.
Dianggap gimik
Meski demikian, Lely mengingatkan berkampanye di pasar sering dianggap sebagai gimik. Hanya dilakukan selama masa kampanye.
Masyarakat berharap calon pemimpin lebih sering hadir untuk melihat kondisi mereka, bukan hanya saat kampanye. Keterlibatan yang konsisten dianggap penting untuk membangun kepercayaan dan menunjukkan kepedulian terhadap masalah warga.
Lely pernah mengalami momen serupa saat di pasar selama kampanye. Ketika tim kampanye membagikan sembako dan ia menerima satu paket.
Meskipun sering melanggar aturan kampanye, strategi ini tetap efektif untuk mendekati rakyat kecil dan meningkatkan popularitas calon gubernur. "Momen tersebut menunjukkan bahwa pendekatan langsung, meski sederhana, dapat membangun hubungan positif antara calon pemimpin dan masyarakat," kata dia.
(Antariska)
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((UWA))