Jakarta: Direktur Kampanye Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Sugiono, menyatakan pihaknya tak memercayai hasil survei lembaga arus utama yang selama ini mengunggulkan Joko Widodo-Maruf Amin. Sugiono menyebut pihaknya punya lembaga survei sendiri.
"Penting saya sampaikan ada beberapa lembaga survei yang cukup objektif dan selaras dengan perjalanan kampanye di beberapa minggu ini," kata Sugiono dalam jumpa pers di Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Rabu, 10 April 2019.
Menurut Sugionp lembaga survei kredibel versi BPN memang masih asing di telinga publik. Namun salah satunya yakni lembaga survei Rumah Demokrasi periode 19 Februari-1 Maret 2019 menempatkan Prabowo-Sandi unggul dengan 45,45 persen suara dari Jokowi-Maruf yang elektabilitasnya cuma 40,3 persen.
"Survei ini dilakukan sebelum masa kampanye terbuka," ujar Sugiono.
Baca juga:
TKN: Siapa yang Percaya Survei BPN?
Survei lainnya yakni dari lembaga survei Bimata Politica per 23-29 Maret 2019 di awal kampanye terbuka. Ia mengklaim Prabowo-Sandi unggul 55,19 persen sementara Jokowi-Maruf 36 persen. Kemudian survei IDM per 14-29 Maret 2019 Prabowo-Sandi 57,6 persen dan Jokowi-Maruf 38,76 persen. Terakhir, survei NCID Prabowo-Sandi 58,23 persen dan Jokowi-Maruf 40,03 persen.
"Ini adalah beberapa lembaga survei yang tidak
mainstream, yang luput dari
coverage media maupun perhatian masyarakat tapi mencerminkan kenyataan yang sebenarnya," ujar Sugiono.
Sugiono mengatakan beberapa hasil lembaga survei
mainstream saat ini banyak yang meleset dari hasil sebenarnya. Ia mencontohkan saat Pilkada DKI, Jawa Barat dan Jawa Tengah.
"Saya tidak ingin ada informasi yang salah, yang bisa digunakan untuk hal-hal yang sifatnya mengecilkan dukungan masyarakat kepada 02," ujar Sugiono.
Namun, saat ditanyakan terkait metodologi hasil lembaga survei yang mengunggulkan Prabowo, Sugiono tak banyak bicara. Ia meminta media mengulik langsung kepada lembaga survei yang bersangkutan.
"Kalau untuk masalah itu silakan tanyakan kepada lembaga surveinya," pungkasnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((MEL))