Jakarta: Calon presiden petahana Joko Widodo mengatakan para diplomat Indonesia sudah pintar bernegosiasi. Kepintaran para diplomat terlihat dalam diplomasi ekonomi Indonesia yang semakin maju.
"Yang namanya diplomasi ke luar negeri memang kepentingan nasional kita yang harus dinomorsatukan. Kedua juga perlindungan WNI di luar negeri dan diplomasi ketiga, bagaimana kita bisa menjalin perdagangan dan investasi dengan negara lain," kata Jokowi dalam debat keempat calon presiden Pemilu 2019, di Hotel Shangri-La, Jakarta, Sabtu, 30 Maret 2019.
Jokowi mengatakan ada perkembangan baik dalam negosiasi
preferential trade agreement (PTA),
free trade agreement (FTA), dan juga
comprehensive economic partnership agreement (CEPA).
"Kita alami kemajuan besar. Untuk PTA, kita lihat bahwa di situ hal-hal yang berkaitan dengan non-tarif bisa dibicarakan bila diplomat kita memiliki kemampuan negosiasi dengan negara lain," tuturnya.
(Baca juga:
Jokowi Siap Bekerja, Prabowo Terlalu Banyak Berpikir)
Para diplomat, kata dia, sangat pintar bernegosiasi dalam masalah tarif dan perdagangan. "Kita punya diplomat yang pintar untuk negosiasi perdagangan tersebut," imbuhnya.
Jokowi menambahkan, Indonesia juga telah menandatangani CEPA dengan Australia. Tujuannya, agar produk Indonesia bisa masuk ke sana dengan tarif lebih rendah.
Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Persemakmuran Australia secara resmi menandatangani Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) di Jakarta, pada 4 Februari lalu.
Dalam perjanjian yang telah ditandatangani tersebut, Indonesia akan memangkas bea impor sebesar 94% untuk produk asal Negeri Kanguru secara bertahap. Sebagai gantinya 100% bea impor produk asal Indonesia yang masuk ke Australia akan dihapus.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((REN))