Jakarta: Suara Partai Gerindra dinilai tidak akan tumbang meski segelintir pendukung calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto sakit hati melihat jagoannya melakukan rekonsiliasi dengan Presiden Joko Widodo, Sabtu 13 Juli lalu. Emosi pendukung itu tak akan merembet hingga 2024.
"Politik kita itu main di akhir, kalau dikaitkan dengan 2024 itu kejauhan, apa lagi memori kita itu terlampau pendek. Jangankan 2024, tahun depan saja sudah bisa lupa," kata Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno kepada
Medcom.id, Jakarta, Senin 15 Juli 2019.
Adi mengatakan jika memang masih ada kelompok pendukung yang belum bisa terima hasil itu merupakan kekecewaan emosional biasa. Hal seperti itu sudah sering terjadi dalam politik di Indonesia.
"Itu cuma sikap politik sesaat yang akan cair lagi seperti sedia kala. Kan banyak pemerintah sebelumnya, seperti orde baru 32 tahun tapi begitu saja dilupakan masyarakat kita," ujar Adi.
Menurut Adi, beberapa pendukung yang tidak terima itu hanyalah pendukung yang belum menyadari bahwa masa pilpres sudah selesai. Mereka terlalu terbawa atmosfer pemilu dalam sebelas bulan terakhir ini.
"Tapi ini sikap politik yang wajar dimana mereka masih belum
move on dari realitas yang terjadi," tutur Adi.
Seiring berjalannya waktu masyarakat pun akan sadar bahwa kontestasi pilpres sudah usai. Itu, kata Adi, hanya membutuhkan sedikit waktu.
"Saya cukup yakin dengan berjalannya waktu nanti juga pendukung Prabowo berangsur menerima, ini masalah waktu saja," tukasnya.
Baca juga:
Rekonsiliasi Dinilai Lebih Penting Ketimbang Mempertahankan Ego
Sebelumnya, Juru Bicara PA 212, Novel Bamukmin menilai Prabowo mempermainkan mereka dengan rekonsiliasi. Prabowo dinilai tidak menghargai perjuangan pendukungnya selama masa pemilu.
"Iya kami tidak dukung pertemuan itu karna perjuangan ini sampai korban nyawa," kata Novel.
Novel mengingatkan Prabowo dengan aksi 21 dan 22 Mei lalu. Di situ, perjuangan pendukungnya banyak yang mendapat luka dan ditangkap oleh kepolisian.
Untuk itu Novel menegaskan tidak menerima perlakuan Prabowo. Dia mengatakan akan ada ijtimak ulama keempat dalam waktu dekat untuk menanggapi rekonsiliasi ini. Ijtimak itu juga akan menegaskan arah dukungan alumni 212.
Terpisah, Sekretaris PA 212 Bernard Abdul Jabar sudah tidak peduli dengan apapun yang dilakukan Prabowo. Dia menegaskan alumni 212 bukan mengikuti kemauan oleh Prabowo.
"Kita akan berjuang istiqomah terus dengan komando ulama dan arahan Habib Rizieq (Pentolan Front Pembela Islam) sebagai imam besar kita bukan Prabowo. Sebagai mujahid tidak akan pernah kecewa dengan apa yang diputuskan Allah terhadap perjuangan ini," tegas Bernard.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((HUS))