Jakarta: Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Irfan Yusuf, mengklaim hasil survei yang memenangkan paslon 02 adalah lembaga kredibel. Kendati, nama-nama lembaga survei tersebut asing di telinga publik.
"Memang beberapa lembaga survei yang kita lihat itu lembaga survei yang tidak terafiliasi dengan pasangan calon jadi kelihatannya bisa lebih dipertanggungjawabkan," kata Irfan saat dihubungi
Medcom.id, Jumat 12 April 2019.
Cucu dari KH Hasyim Asyari pendiri Nahdhatul Ulama (NU) ini menuding lembaga-lembaga survei arus utama (mainstream) saat ini berafiliasi dengan salah satu pasangan calon. Tak ayal hasilnya mengunggulkan pasangan nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
"Karena beberapa lembaga survei itu ada kaitannya dengan pasangan calon," tegas Irfan.
Selain mengandalkan lembaga survei, BPN memiliki asesmen internal. Namun, saat ditanyakan metodologinya Irfan tidak dapat menjelaskan.
"Saya tidak terlibat langsung ke situ tapi saya juga di lapangan. Saya melihat situasi di lapangan luar biasa harapan masyarakat terhadap adanya perubahan di Indonesia," jelasnya.
Baca juga:
BPN Ogah Publikasikan Hasil Survei Internal
Sebelumnya, BPN memaparkan lembaga survei yang mengunggulkan pasangan Prabowo-Sandi. Dari beberapa lembaga survei yang dipaparkan memang terdengar asing di telinga publik.
Direktur Kampanye BPN Sugiono memaparkan pertama dari lembaga survei Rumah Demokrasi periode 19 Februari-1 Maret 2019 yang mengatakan posisi Prabowo-Sandi 45,45 persen sementara Jokowi-Maruf 40,3 persen.
"Survei ini dilakukan sebelum masa kampanye terbuka," ujar Sugiono.
Survei selanjutnya dari lembaga survei Bimata Politica per 23-29 Maret 2019 di awal kampanye terbuka. Ia mengklaim Prabowo-Sandi unggul 55,19 persen sementara Jokowi-Maruf 36 persen. Survei IDM per 14-29 Maret 2019 Prabowo-Sandi 57,6 persen dan Jokowi-Maruf 38,76 persen. Survei NCID Prabowo-Sandi 58,23 persen dan Jokowi-Maruf 40,03 persen.
"Ini adalah beberapa lembaga survei yang tidak mainstream, yang luput dari coverage media maupun perhatian masyarakat tapi mencerminkan kenyataan yang sebenarnya," ujar Sugiono.
Sugiono mengatakan beberapa hasil lembaga survei mainstream saat ini banyak yang meleset hasilnya dari hasil sebenarnya. Ia mencontohkan saat Pilkada DKI, Jawa Barat dan Jawa Tengah.
"Saya tidak ingin ada informasi yang salah, yang bisa digunakan untuk hal-hal yang sifatnya mengecilkan dukungan masyarakat kepada 02," ujar Sugiono.
Namun, saat ditanyakan terkait metodologi hasil lembaga survei yang mengunggulkan Prabowo, Sugiono tak banyak bicara. Ia meminta media mengulik langsung kepada lembaga survei yang bersangkutan.
"Kalau untuk masalah itu silakan tanyakan kepada lembaga surveinya," pungkasnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((MEL))