Jakarta: Partai Amanat Nasional (PAN) meminta pemerintah mempertimbangkan opsi pemilu secara elektronik atau
e-voting untuk pemilihan umum berikutnya. Hal ini sebagai dampak dari kompleksitas pelaksanaan Pemilu Serentak 2019.
"Sudah waktunya kita mau mengadopsi teknologi. Karena misalnya, penghitungan atau rekapitulasi (suara) sangat lama," kata Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional (PAN), Bara Hasibuan di D' Hotel, Jakarta Pusat, Jumat, 24 Mei 2019.
Dia mengatakan
e-voting bisa menjadi terobosan baru sistem pemilu di Indonesia. Menurut Bara, pemerintah sudah harus memikirkan langkah ini untuk pemilu selanjutnya.
"Jadi perlu tahu bagaimana penerapan
e-voting itu seperti apa. Lalu penempatan mesin-mesin itu di semua TPS yang di Indonesia. Ya bisa menjadi terobosan untuk meningkatkan efisiensi," lanjutnya.
Baca juga:
Kubu Jokowi Upayakan Rekonsiliasi dengan Prabowo Lewat Sandiaga
Selain itu dia juga meminta pemerintah meninjau kembali kebijakan pemberlakuan pemilu presiden dan pemilu legislatif yang diselenggarakan serentak. Pertimbangan itu untuk mengantisipasi rasa lelah yang dialami Kelompok Panitia Pemungutan Suara (KPPS).
"Saya kira perubahan mendasar ya. Jadi di situ ada kesan nama pemilihan legislatif menjadi dinomor dua kan gitu. Itu memang tantangan bersama," ungkap Bara.
Terkait kerusuhan pasca-pengumuman hasil pemilu, Bara menilai hal itu sebagai bahan evaluasi penyelenggara pemilu. Jatuhnya korban dalam aksi 21-22 Mei tak lepas dari kompleksnya Pemilu 2019.
"Menjadi bahan renungan kita untuk melakukan revolusi. Agar ke depannya bisa lebih baik lagi. Selain perilaku elite itu sangat penting, jangan elite menyebarkan hal-hal yang tidak benar, yang tak bisa dibuktikan kebenarannya, mendelitigimasi institusi resmi," pungkasnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((MEL))