Cilegon: Ketua Silaturahmi Alim Ulama Tokoh (Silat) Cilegon, Habib Anshori, memberikan golok khas Cilegon Banten kepada calon wakil presiden nomor urut 01 Ma'ruf Amin. Bagi Ma'ruf, golok dengan gagang kepala harimau itu memiliki makna tersendiri.
"Wah itu (golok) artinya harus berani menghadapi situasi, orang Banten berani. Begitu," kata Ma'ruf saat silaturahmi di Cilegon, Banten, Kamis, 14 Maret 2019.
Ma'ruf berharap hadiah ini menjadi simbol kesiapan ulama, tokoh, dan warga Cilegon untuk memenangkan dirinya dan Joko Widodo di Banten. Pada pilpres 2014, Jokowi yang berpasangan dengan Jusuf Kalla kalah di Banten dari Prabowo Subianto yang saat itu berpasangan dengan Hatta Rajasa.
"Keadaan 2014 harus berbalik. Kan saya orang Banten. Masa orang Banten tak mendukung orang Banten?" ucap Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu.
Ma'ruf menegaskan, sikap Jokowi yang mengajak dirinya sebagai cawapres secara tak langsung jadi bentuk penghormatan bagi warga Banten. Makanya, kata dia, warga Banten harus bisa maksimal memenangkan petahana di Pilpres 2019.
"Pokoknya menang tak usah banyak, minimal 60 persen ya," ucap mantan Rais Aam PBNU itu.
Baca: Perspektif Ma'ruf Relevan untuk Membahas Isu Terkini
Pada Januari 2019, Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Jokowi-Ma'ruf Banten Asep Rahmatullah mengatakan elektabilitas jagoannya masih ketinggalan di 'kandang'. Selisih elektabilitas sekitar 4 sampai 6 persen.
Menurut Asep, Jokowi-Ma'ruf masih tertinggal di tujuh kabupaten/kota di Banten. Petahana hanya unggul di Kabupaten Lebak.
Masih rendahnya suara Jokowi-Ma'ruf Amin itu disinyalir lantaran mayoritas masyarakat masih terpengaruh berita bohong atau hoaks yang kerap ditujukan ke petahana. Misalnya, isu anti islam dan kriminalisasi ulama.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((FZN))