Jakarta: Direktur Konten Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Fiki Satari, menyebut perspektif filosofis ulama ala Ma'ruf relevan digunakan dalam debat. Menurutnya cara pandang tersebut bisa digunakan membahas isu-isu di silang pendapat.
"Ya salah satunya kan (untuk) kritik apa saja yang selama ini digoreng. Apalagi isunya (kompetitor) job and price," ujar Fiki saat dihubungi, Rabu, 13 Maret 2019.
Pandangan ulama terkait aspek filosofis, relevan dengan aspirasi masyarakat tentang aspek kesejahteraan. Sebab cendekiawan muslim tentu menghendaki bagaimana masyarakat bisa sejahtera.
Baca juga: Ma'ruf Bakal Mengakali Durasi Debat
Fiki menyebut Ma'ruf akan fokus ke isu utama yang selama ini berkembang. Baik yang positif ataupun negatif Ma'ruf akan mempertajam ulasan hal tersebut.
Misalnya, kata Fiki, mengenai program capres 01 Joko Widodo tentang lanjutan kartu sakti. Jika hal ini muncul di debat, maka Ma'ruf akan melengkapi makna dari program tersebut dari sisi kemanfaatan.
"Ya (intinya) lebih ke main issue yang selama ini beredar, apa yang menjadi concern," sebut dia.
Adapun jika ada isu negatif, Ma'ruf akan mengklarifikasi hal tersebut. Tak susah bagi ulama karismatik ini meyakinkan masyarakat tentang kinerja yang telah dilakukan Jokowi. Terlebih mengkaitkannya dengan perspektif Islam.
Baca juga: TKN: Kiai Ma'ruf tak Perlu Dipoles
Terpisah, Direktur Komunikasi Politik Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Usman Kansong menyebut Kiai Ma'ruf memang disiapkan menjawab pertanyaan kompetitor. Terutama jika materi menyinggung pada permasalahan yang telah digoreng.
Misalnya menyangkut lapangan pekerjaan yang dirasa kurang oleh pesaing. Ma'ruf bisa menjawab dengan membeberkan data Badan Pusat Statistik (BPS) mengenai penyediaan lapangan kerja.
Sebab faktanya, data BPS membuktikan 10,7 juta lapangan pekerjaan baru tercipta di era Jokowi. "Angkanya sudah ada kalau itu, dan BPS lho lembaga yang memang diberikan mandat oleh UU untuk memproduksi data. Itu sudah kita siapkan," tandas Usman.
Ma'ruf sebelumnya menyatakan fokus membaca kitab dan buku sebelum debat. Hal ini dilakukan untuk memperdalam pemahaman filosofis Islam tentang isu-isu terkait debat.
"Mengombinasikan pemikiran yang secara konsep, (dengan pelaksanaan) secara teknis dan juga pandangan-pandangan ulama yang sangat filosofis," ujar Ma'ruf di kediamannya, Rabu, 13 Maret 2019.
Kompetensi Ma'ruf kerap digunakan untuk memimpin Majelis Ulama Indonesia. Teori-teori tersebut telah diolah Ma'ruf dan menjadi landasan hukum dan diundangkan.
Contohnya, seperti UU Nomor 21 tahun 1998 tentang Perbankan Syariah, dan UU Nomor 33 tentang Jaminan Produk Halal tahun 2014, tentang Jaminan Produk Halal dan lain-lain.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((BOW))