Jakarta: Direktur Lingkar Madani Indonesia (Lima) Ray Rangkuti menilai pertemuan Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, utusan calon presiden (capres) petahana Joko Widodo, dengan capres Gerindra Prabowo Subianto tak bisa lagi ditunda. Momen ini untuk kepentingan bangsa usai Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.
"Pertemuan itu tidak perlu di tunda-tunda. Karena kita semua tidak tahu persis, pelanggaran kecurangan dalam pemilu (pemilihan umum) bisa diselesaikan secara tuntas tetapi persatuan bangsa ini juga perlu dinomorsatukan," kata Ray Rangkuti di Kantor Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), Matraman, Jakarta Timur, Kamis, 25 April 2019.
Ray menyayangkan kubu Prabowo menunda pertemuan itu. Bila tidak bisa ditemui, ia menyarankan agar ada pernyataan dari Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga Uno untuk menyejukkan suasana.
"Tingkah laku, perilaku, ungkapan-ungkapan harus diutamakan oleh para pemimpin politik ini. Supaya kondisinya tidak setegang seperti sebelum pelaksanaan pemilu meskipun keduanya ujuk-ujuk tidak bisa bertemu," ujar Ray.
Kendati mendukung adanya pertemuan antar pihak petahana dan Prabowo, Ray meminta agar Jokowi mengirim orang yang tepat. Pasalnya pihak yang dituju bukan hanya Prabowo, melainkan tim BPN.
"Sekarang persoalannya bukan Pak Prabowo sendiri, ini bekerja dalan satu tim. Tim ini mengatakan bahwa Pak Prabowo menang, lalu dikirimlah Luhut yang belum tentu nyambung dengan tim ini. Dengan Prabowonya sih oke, tapi dengan timnya belum tentu," jelas Ray.
Sebelumnya, Luhut ditugaskan secara khusus menjembatani pertemuan Jokowi dengan Prabowo pada Minggu, 21 April 2019. Namun, pertemuan itu batal lantaran Prabowo dikabarkan sakit.
Baca: PDIP Dukung Pertemuan Jokowi-Prabowo
Berbagai kalangan sejatinya berharap pertemuan Luhut dengan Prabowo menjadi jembatan relasi elite politik. Namun, kubu Prabowo lebih menginginkan pertemuan langsung dengan Jokowi.
"Kalau mungkin BPN bisa saja bertemu dengan Pak Luhut. Tapi kalau Pak Prabowo mau ketemu, tentu sama Pak Jokowi, bukan Pak Luhut," kata Juru Bicara BPN Prabowo-Sandiaga, Andre Rosiade, Senin, 22 Februari 2019.
Pertemuan itu sejatinya dianggap tak hanya bisa meredam dan menyejukkan situasi serta kondisi politik setelah pemilu. Acara ini dianggap bisa memberikan pemahaman bersama di antara dua pasangan calon terkait dengan prosedur dan tahapan pemilu.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((OGI))