Jakarta:
Saksi Ahli yang dihadirkan kubu Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Suharko menyatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai kunci kemenangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Pasangan nomor urut 02 ini mendapatkan suara terbanyak dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
"Presiden Jokowi sebagai sebuah kunci kemenangan ketika paslon nomor 2 berhasil atau mampu menempatkan Jokowi sebagai apa tokoh yang ada dalam pihaknya, maka menurut saya paslon nomor 2 sudah menggenggam sebuah kunci atau kartu kemenangan dan kemudian inilah yang kemudian mendasari saya kira, titik awal bagaimana kemudian ketidaknetralan, keberpihakan dari seorang presiden yang seharusnya berdiri di atas kaki semua rakyat Indonesia," kata Suharko dalam sidang gugatan sengketa hasil Pemilihan Presiden (Pilpres) di Gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta, Selasa 2 April 2024.
Suharko menjelaskan Pemerintahan Jokowi memiliki dan menjalankan suatu desain sistematis untuk memengaruhi perilaku pemilih (voting behavior) untuk memenangkan Prabowo-Gibran. Ia menegaskan Jokowi adalah variabel atau faktor penting di dalam desain tersebut, yang pada gilirannya kemudian menentukan proses dan Pilpres 2024.
Suharko membeberkan sejumlah tindakan politik Jokowi dalam memenangkan pasangan 02. Di antaranya kebijakan penyaluran/pembagian bansos dalam bentuk barang pada bulan-bulan mendekati hari
pemungutan suara.
"Pada titik ini saya ingin menambahkan bahwa bansos bagi warga bagi pemilih, itu memberikan suatu rasa aman karena pada umumnya penerima bansos adalah mereka yang dalam kondisi ekonomi yang rentan dan ketika kerentanan itu dilindungi oleh suatu penggelontoran bansos, maka rasa aman itu akan muncul," ujar Suharko.
Selain bansos, terdapat upaya penguatan konstruksi citra Presiden Jokowi melalui sejumlah kebijakan dan propaganda di media massa. Kemudian pelanggengan hegemoni kekuasaan
Jokowi dilakukan secara halus dan intens.
"Terakhir, yang dilakukan Jokowi adalah melalui mobilisasi alat (dan) aparat negara. Kita tahu dalam sistem presidensial, presiden memiliki kekuasaan yang sangat besar, kepala pemerintahan dan kepala negara, dan setiap perintah yang dia berikan entah itu eksplisit, simbolik maupun implisit, itu akan diikuti oleh gerak oleh semua aparat negara di bawahnya," tegas Suharko.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((DHI))