Jakarta: Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Sunanto (Cak Nanto), menyebut proses rekonsiliasi pasca-pemilihan umum perlu dipercepat. Hal ini untuk mencegah meluasnya polarisasi.
"(dalam rekonsiliasi) akal rasional yang dimunculkan, tanpa itu semua kita tak akan menemukan perdamaian," kata Cak Nanto di Posko Cemara, Jakarta, Rabu, 15 Mei 2019.
Menurut dia, rekonsiliasi merupakan budaya politik asli Indonesia. Dengan karakteristik masyarakat yang beragam perlu ada pemulihan kondisi agar kembali hidup berdampingan.
Dia melihat saat ini polarisasi perlahan semakin melebar. Hal ini tak hanya disebabkan pengkubuan Joko Widodo dan Prabowo Subianto, tapi juga diakibatkan sistem ambang batas presiden.
(Baca juga:
TKN Yakin Rekonsiliasi Tercapai Usai 22 Mei)
Pengaturan itu memunculkan pengkubuan partai politik. Imbasnya, masyarakat hanya diberi dua pilihan. Fanatisme juga lambat laun semakin membesar.
"Mungkin kalau 3 atau 4 tidak banyak polarisasi yang terjadi," sebut Nanto.
Nanto menyebut ke depan menjadi pekerjaan rumah bagi legislatif dan eksekutif untuk merumuskan ulang ambang batas presiden. Sebab, turunan dari mekanisme itu menyebabkan dominasi dan pengkubuan partai politik.
(Baca juga:
Rekonsiliasi Bukan Ajang Bagi-bagi Kursi)
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((REN))