Jakarta:
Partai NasDem menilai wacana menduetkan
Anies Baswedan dengan Ganjar Pranowo dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 tak relevan lagi. Sebab, Anies telah diputuskan maju sebagai calon presiden (
capres) dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP).
"Dengan pencapresan Mas Anies dan koalisinya, wacana itu menjadi tidak relevan lagi hari ini," kata Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmad Ali saat dihubungi dikutip Rabu, 23 Agustus 2023.
Menurut Ali, Ketua Umum Partai NasDem
Surya Paloh pernah mewacanakan duet Anies dan
Ganjar. Tapi, hal itu dinilai sudah tidak relevan karena koalisi sudah dibentuk.
"Wacana itu dulu pernah disampaikan oleh Pak Surya ketika Partai NasDem dan koalisinya belum mengumumkan Anies Baswedan sebagai calon presiden," ujar Ali.
Dia menegaskan tidak ada alasan bagi NasDem mengubah posisi Anies dari capres menjadi
cawapres. Apalagi, pengusungan Anies sudah memenuhi syarat
presidential threshold 20 persen.
"Apa alasan Partai NasDem untuk mengalihkan dukungannya dari presiden ke wakil presiden? Di sisi lain partai pengusung Anies itu sudah memenuhi syarat," tegas Ali.
Wacana duet keduanya muncul usai pernyataan dari Ketua DPP PDIP Said Abdullah yang membayangkan Anies dan Ganjar bisa bersatu. Hal ini merespons survei Litbang Kompas pada simulasi dua capres atau head to head.
"Apalagi jika keduanya bisa bergabung menjadi satu kekuatan, tentu akan makin bagus buat masa depan kepemimpinan nasional kita kedepan, sama sama masih muda, cerdas, dan enerjik," kata Said saat dihubungi, Senin, 22 Agustus 2023.
Said mengakui Anies bukan kompetitor yang patut diremehkan. Anies dengan Ganjar dinilai sosok calon pemimpin yang cerdas.
"Keduanya juga sama-sama dalam satu almamater, kampus terhebat di Indonesia, yakni Universitas Gajah Mada," ujar Said.
Pada hasil survei tersebut elektabilitas Ganjar per Agustus 2023 mencapai 60,1 persen dan Anies 39,9 persen. Sementara itu dalam head to head dengan Prabowo, elektabilitas Ganjar kalah tipis.
Ganjar mendapat 47,1 persen dan Prabowo 52,9 persen. Prabowo tercatat juga unggul dalam
head to head dengan Anies, yakni masing-masing 65,2 persen dan 34,8 persen.
Survei Litbang Kompas dilakukan pada 27 Juli-7 Agustus 2023 dengan melibatkan 1.364 responden yang dipilih secara acak. Jajak pendapat itu menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi di Indonesia.
Tingkat kepercayaan penggunaan metode itu 95 persen. Lalu, margin of error penelitian kurang lebih 2,65 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((ABK))