Jakarta: Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin mulai memutar strategi untuk menangkal hoaks yang beredar. TKN kini tidak lagi bertahan.
"Posisi kami selalu kalah dengan hoaks yang tersebar di media sosial. Untuk itu kami tidak lagi bertahan," kata Direktur Program Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Aria Bima di Gondangdia, Jakarta Pusat, Kamis, 21 Maret 2019.
Aria menegaskan hoaks yang beredar di media sosial sangat merugikan timnya. Pemberitaan bohong itu sangat merugikan pasangan Jokowi-Ma'ruf.
Hoaks, kata dia, juga kerap beredar dari gosip di lingkungan. Sejumlah metode penyebaran hoaks diantisipasi oleh TKN.
"Berita bohong itu nyebarnya juga sudah mulai dari pintu ke pintu. Terus ada beberapa di rumah ibadah dengan selebaran, kami akhirnya membalik untuk menyerang," ujar Aria.
Penyerangan yang dimaksud adalah dengan penangkal dengan pemberitahuan fakta terhadap Jokowi-Ma'ruf. TKN, kata Aria, mulai menyosialisasikan kebenaran dari petahana.
(Baca juga:
Jokowi Ajak Pendukung Lawan Hoaks dan Fitnah)
"Kita lawan balik. Kita dan relawan mulai beritahu dari pintu ke pintu, begitu juga selebaran, kita kasih juga selebaran untuk melawan hoaks itu," tutur Aria.
Sebelumnya, calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo meminta relawannya untuk melawan hoaks dan fitnah yang merajalela terutama di media sosial. Jokowi menyebut politik Indonesia seharusnya bisa mendidik masyarakat.
"Memberikan edukasi ke masyarakat, cara berpolitik yang penuh etika, tata krama, beradab dan sopan santun," kata Jokowi di hadapan ribuan pendukung di Jalan Pahlawan, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu, 2 Februari 2019.
Ia menyebut Indonesia memiliki masyarakat yang beragam. Terdapat 714 suku yang mendiami Tanah Air dari Sabang hingga Merauke. Politik yang dipenuhi fitnah dan ujaran kebencian bertolak belakang dengan keragaman itu.
Menurut Jokowi, saat ini terdapat tim sukses yang menyiapkan propaganda Rusia menghadapi Pilpres 2019. Propaganda Rusia yang dimaksud Jokowi terjadi pada Pilpres Rusia 2008 dan 2014.
Saat itu, kubu Putin menyebarkan informasi yang menimbulkan ketakutan di tengah masyarakat. Sehingga, masyarakat terpaksa memilihnya kembali sebagai Presiden.
"Ini yang harus segera diluruskan bapak ibu sebagai intelektual yang saya yakini, arek-arek Surabaya pasti wani (berani)," kata Jokowi.
(Baca juga:
Jokowi: Hindari Hoaks dan Fitnah Jelang Pemilu)
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((REN))