Jakarta:
Ganjar Pranowo buka suara terkait insiden penganiayaan yang dialami sejumlah relawan
Ganjar-Mahfud oleh oknum
TNI usai menghadiri kampanye.
Ganjar juga berujar kalau pihaknya sudah sudah berkomunikasi dengan Panglima TNI, Kasad, Pengdam terkait insiden ini.
"Kalau ada yang melanggar kasihkan ke aparat, dan biar aparat yang harus menangani. Gak cerita main hakim sendiri. Ini cerita rakyat yang harus bisa diingat siapa pun, tidak boleh mengatasnakan apa pun dengan semena mena. Kami akan urus," kata Ganjar ketika membesuk relawannya di RSUD Pandan Aran, Boyolali.
Ganjar juga menceritakan pengakuan salah satu relawan yang sudah sadarkan diri, yakni Slamet Andono. Meski sudah sadar, Slamet mengalami memar parah di bagian wajah dan kepala.
Didatangi oknum TNI dalam perjalanan pulang
Berdasarkan pengakuan korban, ia tengah dalam perjalanan pulang mengikuti kampanye Ganjar di Boyolali. Setibanya di lampu merah, didatangi, dan dikerubuti sejumlah oknum TNI, lalu dipukuli.
Bahkan korban dibawa ke markas asrama Kompi Senapan B Yonif Raider 408/Suhbrastha Boyolali. Di sana korban kembali dipukuli oleh sekitar lima orang, beberapa dari mereka berseragam.
Korban lain yang dirawat intensif yakni, Arif Diva Ramandhani, belum bisa diajak bicara. Penganiayaan itu membuat luka di kepala, wajah, dan kaki.
"Dari tujuh anak yang mengalami (penganiayaan), ada dua yang masih dirawat. Satu saya tidak sempat ngomong karena masih tidur, karena situasinya masih bengkak-bengkak, yang satu sudah bisa diajak bicara," pungkas Ganjar.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((PRI))