Jakarta: Ratusan petugas Kelompok Penyelengara Pemungutan Suara (KPPS) yang meninggal menjadi perhatian serius calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno. Komisi Pemilihan Umum (KPU) diminta memperhatikan keselamatan para petugas yang membantu berjalannya proses pemilihan umum 2019.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu meminta KPU tidak kejar tayang menyelesaikan rekapitulasi suara. Dia tak ingin ada petugas yang meninggal karena kelelahan dengan tekanan dan tuntutan waktu.
"Saya meyakini bahwa jangan kejar tayang karena kalau misalnya di kejar tayang akhirnya korban terus berjatuhan ini sangat sangat bertentangan dengan nilai-nilai hak asasi manusia," kata Sandi di Jakarta, Minggu, 28 April 2019.
Menurut Sandi, beban jam kerja para petugas KPPS merekapitulasi suara sudah melampaui batas. Mereka bekerja di luar batas jam kerja pada umumnya.
"Kalau orang disuruh kerja dari jam 8 sampai jam 12 malam, jam 9 sampai jam 12 malam, kelelahan kan hanya untuk mementingkan tenggat waktu atau deadline ini sangat tidak manusiawi menurut saya," jelas Sandi.
(
Baca: KPU Didesak Perkuat Tim Verifikasi)
Menurut Sandi, peristiwa meninggalnya ratusan petugas KPPS ini adalah sebuah bencana yang harus mendapat perhatian khusus dari seluruh pemangku kepentingan. Perlu evaluasi penyelenggaraan Pemilu serentak 2019.
"Secara fundamental ada yang salah. Bukan hanya jujur adil bermartabat, tapi juga sehat," kata Sandi.
Sandi menambahkan perlu ada penelitian secara medis dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengenai fenomena maraknya petugas KPPS yang meninggal karena kelelahan. Supaya KPU bisa mempertimbangkan kebijakan aturan untuk penyelenggaraan pemilu mendatang.
"Saya harus koordinasi dengan para tentunya Ikatan Dokter Indonesia sudah menyampaikan kekhawatirannya. Ini proses yang saya harus ada betul-betul penelahaan secara medis. Kenapa terjadinya korban yang yang terus-menerus berjatuhan seperti ini," tandasnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((JMS))