Jakarta: Kelompok masyarakat yang mengatasnamakan Mata Rakyat Indonesia meminta agar Komisi Pemilihan Umum (KPU) menambah personel tim verifikasi. Pasalnya, data sistem informasi penghitungan suara (situng) dinilai masih ada kesalahan.
"Jadi mungkin memverifikasi datanya itu agak kurang. Jadi kita meminta biar tenaganya lebih banyak lagi di tingkat verifikasi," kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) Mata Rakyat Indonesia, Bayu Adi Pramana di Kantor KPU RI, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu, 27 April 2019.
Bayu mengatakan, pihaknya menemukan sekitar 1.800 data situng yang salah input. Jumlah itu didominasi oleh data yang terinput dalam situng tapi tidak disertai foto form C1. Ia juga menemukan 1.500 data C1 yang tertukar.
"Jadi yang dimasukkan itu bukanlah C1 Pilpres. Tapi yang dimasukkan itu C1 pileg dari DPD RI atau bahkan hanya tanda tangan dari para saksi atau yang lainnya. Jadi ini kita sebut sebagai data C1 yang tertukar," ujar Bayu.
Bayu mengatakan, temuan ribuan data kesalahan itu berasal dari sejumlah Tempat Pemungutan Suara (TPS) di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
"Menurut saya hanya cuplikan saja. bisa jadi datanya lebih besar daripada ini," klaim dia.
Atas temuannya ini, Bayu mengaku telah mendiskusikannya dengan Komisioner KPU Pramono Ubaid. Ia berharap temuannya ini menjadikan membantu KPU untuk memeroleh data yang akurat.
"Sebelumnya cukup ramai hampir ratusan kita temukan salah input, hari ini menurun. Jadi kualitas ini yang kami ingin dorong di KPU," pungkas Bayu.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((BOW))