Boyolali: KPU Boyolali menetapkan sebanyak 17 Tempat Pemungutan Suara (TPS) rawan bencana erupsi Gunung Merapi. Hal itu disebabkan TPS-TPS tersebut berada di daerah rawan
awan panas guguran (APG) hingga erupsi Gunung Merapi.
Terkait hal itu, KPU Boyolali telah menyiapkan skema relokasi TPS jika sewaktu-waktu terjadi erupsi. Namun diharapkan hal itu tidak terjadi.
"Kita berharap, semoga tidak terjadi apa-apa. Sehingga tidak ada TPS Relokasi. Kita tetap menyiapkan sewaktu-waktu erupsi terjadi nantinya TPS akan mengikuti pemilih," ujar Ketua KPU Boyolali, Maya Yudayanti, di Boyolali, Senin, 5 Februari 2024.
Ke 17 TPS rawan erupsi Gunung Merapi tersebut berada di Kecamatan Selo. Diketahui, beberapa kawasan di Kecamatan Selo masuk dalam
kawasan rawan bencana (KRB) III Erupsi Merapi. Ke 17 TPS tersebut yaitu 6 TPS di Desa Tlogolele, 5 TPS di Desa Klakah dan 6 TPS di Desa Jrakah. Menurutnya, penanganan erupsi di Boyolali menggunakan sister village (desa bersaudara).
Sudah ada desa yang jauh dari bahaya Merapi dan siap menampung warga lereng Merapi untuk tempat pengungsian. Sister Village ini sudah terbentuk sejak lama, dan beberapa kali telah dilakukan simulasi. Warga Desa Tlogolele, Kecamatan Selo akan mengungsi ke Mertoyudan, Magelang. Lalu Desa Klakah sister villagenya di Desa Nggantang, Kecamatan Sawangan, Magelang.
"Kedua desa itu berada di luar Boyolali. Jadi, nanti kami mengikuti ke sana. Pemilih yang pindah ke sana, nanti statusnya menjadi DPTb (Daftar Pemilih Tambahan)," bebernya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((WHS))