Jakarta: Partai Gerindra dinilai punya peluang untuk mendukung hak angket. Peta politik ini diyakini berubah setelah pengumuman hasil
Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan jika Prabowo Subianto dinyatakan sebagai presiden terpilih.
"Saya pikir setelah tanggal 20 Maret (pengumuman resmi KPU) pasti akan berubah," kata Direktur Sabang Merauke Circle Syahganda Nainggolan dalam program
Crosscheck by Medcom.id bertajuk 'Setrum-setrum, Angket Tersandera Kasus Hukum?' di akun YouTube Medcom.id, Minggu, 10 Maret 2024.
Syahganda mengatakan bila dinyatakan terpilih, maka Prabowo ingin disebut menang dengan moralitas. Bukan dianggap sebagai Kepala Negara yang terpilih dengan cara kotor.
"Prabowo punya kepentingan kalau dia benar menang pasti Prabowo ingin secara moral, masa dia dari presiden dari perampokan hak rakyat. Ya bagaimana kita mau percaya presiden yang ikut pemilu tanpa integritas, Prabowo tidak mau itu," ucap Syahganda.
Prabowo, kata dia, juga ingin namanya bersih ketika menjadi presiden terpilih. Terlebih nama Prabowo yang sudah buruk karena dianggap sebagai penculik aktivis 1998 saat menjabat Danjen Kopassus.
"Maka dia harus membersihkan diri dong, masa dia sudah kasus 1998 dianggap rakyat bermasalah tiba-tiba sekarang dia mau dianggap lagi bermasalah," ujar Syahganda.
Sementara itu, Prabowo diyakini tidak membutuhkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) lagi usai terpilih jadi Kepala Negara. Meskipun putra
Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, menjadi wapres pendampingnya.
"Jadi dia butuh apalagi dengan Jokowi. Dia enggak butuh, yang dibutuhkan Prabowo pasti adalah dia itu menang dengan moralitas," ucap Syahganda.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((AGA))