Surabaya: Sosok Zannuba Ariffah Chafsoh atau
Yenny Wahid menjadi sosok yang digadang-gadang bakal meramaikan bakal kandidat calon wakil presiden di Pilpres 2024 mendatang. Yenny Wahid menempati elektailitas tertinggi di antara kandidat-kandidat perempuan lainnya.
Hal itu terpotret dari survei yang dilakukan tiga lembaga survei. Survei pertama dilakukan oleh lembaga Rumah Demokrasi dalam rentang waktu dari 28 Agustus hingga 4 September 2023. Survei ini dilakukan secara regional di dua wilayah, yaitu
Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Hasilnya, ada dua nama tokoh perempuan yang sering disebut dan mulai disimulasikan dengan calon presiden yang ada baik itu Ganjar Pranowo maupun Prabowo Subianto. Keduanya Yenny Wahid dan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.
Dalam paparannya, pimpinan Rumah Demokrasi, Ramdansyah mengungkapkan terdapat respons positif terhadap munculnya cawapres perempuan pada Pilpres 2024. Yenny Wahid dinilai cawapres paling rasional dan paling potensial melalui simulasi pertanyaan
top of mind pendapat responden jika ada cawapres perempuan di
Pilpres 2024.
"
Peluang keterpilihan (bakal) cawapres perempuan cukup besar di Pilpres 2024," kata Ramdansyah dalam keterangan yang diterima di Surabaya, Jawa Timur, Rabu, 4 Oktober 2023.
Sebagain besar responden setuju, mendukung dan mendorong munculnya kepemimpinan perempuan dalam kontestasi Pilpres 2024. Survei juga menemukan beberapa argumen yang disampaikan responden, di antaranya adalah untuk membuka ruang politik yang pro gender, kehadiran perempuan di posisi strategis, pentingnya tokoh perempuan di posisi strategis untuk memperjuangkan kepentingan kaum perempuan.
“Temuan survei ini menunjukkan bahwa hadirnya cawapres perempuan direspon positif publik khususnya di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur dengan 55,6 persen publik akan memilih cawapres perempuan jika nantinya maju di kontestasi Pilpres 2024,” Jelas Ramdansyah.
Dalam paparannya, Ramdansyah, mengungkapkan saat responden diajukan pertanyaan dengan metode tertutup simulasi lima nama cawapres perempuan. Nama Yenny Wahid memiliki elektabilitas tertinggi.
Hasil survei Rumah Demokrasi menunjukkan elektabilitas Yenny Wahid sebesar 30,2 persen, kemudian disusul Khofifah Indar Parawansa 22,8 persen. Nama lain yang muncul adalah Susi Pudjiastuti 17,7 persen, Sri Mulyani 12,6 persen dan Puan Maharani 8,7 persen.
Survei kedua dilakukan oleh Dialektika Institute . Dim mana Nama Zannuba Ariffah Chafsoh atau Yenny Wahid meraih elektabilitas tertinggi sebagai cawapres perempuan di basis Nahdlatul Ulama (NU) menjelang Pilpres 2024.
"Sebanyak 27,6 persen responden survei memilih nama Yenny Wahid sebagai kandidat Calon Wakil Presiden," kata Direktur Riset Dialektika Institute Mheky Polanda.
Sementara sebanyak 25,4 persen memilih nama Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa. Perempuan lain ada nama Ketua DPR RI Puan Maharani.
Menurutnya, survei Dialektika Institute dilakukan untuk mendalami isu mutakhir yang muncul di ruang publik, yaitu munculnya kandidat potensial calon wakil presiden untuk Pilpres 2024 dari kalangan perempuan.
Pada survei ini, juga dilakukan pengukuran terhadap elektabilitas cawapres melalui simulasi nama pasangan dengan pertanyaan tertutup "Jika Pilpres 2024 dilakukan hari ini anda akan memilih Cawapres siapa?,
Simulasi pasangan Capres-cawapres pasangan Prabowo-Yenny Wahid mendapat dukungan sebesar 40,7 persen dari responden. Sementara simulasi pasangan Ganjar Pranowo-Yenny Wahid memperoleh dukungan sebesar 32 persen dari responden.
Sementara itu survei terbaru dilakukan Lembaga Survei Independen Nusantara (LSI-Nusantara). Dalam survei yang dirilis Minggu, 1 Oktober ini, LSIN merilis hasil jajak pendapat soal sosok bakal calon wakil presiden (Bacawapres) perempuan. Hasilnya, melalui simulasi pertanyaan tertutup terkait siapa sosok bacawapres pilihan responden, jawaban tertingginya adalah Yenny Wahid.
"Jadi saat responden diajukan pertanyaan, jika pilpres dilaksanakan hari ini anda memilih cawapres perempuan siapa? dengan simulasi 5 nama Yenny Wahid memperoleh elektabilitas tertinggi 31,6 persen," kata Yasin Mohammad selaku founder dari LSI Nusantara.
Adapun empat nama setelah Yenny adalah Khofifah Indar Parawansa (29,0 persen) di posisi kedua, kemudian Susi Pudjiastuti (9,2 persen) dan posisi keempat adalah Puan Maharani (7,2 persen) dan terakhir ada nama Sri Mulyani (4,0 persen).
Yasin melanjutkan, kelima nama tersebut coba dikerucutkan oleh LSI Nusantara menjadi tiga kandidat. Hasilnya, nama Yenny tetap yang paling unggul.
"Saat disodorkan 3 nama dengan simulasi tertutup Yenny Wahid memperoleh elektabilitas tertinggi 34,4 persen, Khofifah Indar Parawansa 33,6 persen, Puan Maharani 9,7 persen dan yang tidak menjawab atau belum menentukan pilihan 22,3 persen," tandas Yasin
Kemudian, untuk berpasangan dengan Prabowo dengan simulasi tertutup, Prabowo-Yenny Wahid memperoleh elektabilitas tertinggi yaitu mencapai 38,2 persen, Prabowo-Khofifah 37,0 persen, Prabowo-Puan Maharani 29,6 persen.
Sementara terkait bakal calon wakil presiden (cawapres) dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU). Ada empat nama dari NU muncul antara lain Erick Thohir, Yenny Wahid, Mahfud MD, dan Khofifah Indar Parawansa. Yasin mengatakan elektabilitas Ganjar tertinggi bila menggandeng Yenny Wahid. Angkanya mencapai 33 persen.
"Sedangkan simulasi Ganjar dengan Erick Thohir 32,8 persen, dengan Mahfud MD 30,4 persen, dan dengan Khofifah 30,2 persen," ujar dia.
Senada, elektabilitas Prabowo tertinggi bila berpasangan dengan Yenny yang mencapai 38,2 persen. Sedangkan simulasi Prabowo dengan Erick Thohir 38,1 persen.
"Berikutnya simulasi Prabowo dengan Khofifah 37 persen dan dengan Mahfud MD 36,4 persen," jelas Yasin.
Yasin menjelaskan, hasil survei LSIN menunjukkan bahwa tingkat partisipasi pemilih untuk memilih cawapres perempuan sangat tinggi. Dengan 71 persen cawapres perempuan akan dipilih oleh responden.
Sementara, cawapres representasi milenial 19 persen mempertimbangkan akan dipilih. Kemudian, cawapres representasi NU akan dipilih oleh responden dengan tingkat partisipasi 35 persen dan cawapres representasi etnis Jawa akan dipilih dengan tingkat partisipasi sebesar 30 persen.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((WHS))