Jakarta:
Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) belum mengumumkan bakal calon wakil presiden (
cawapres) pendamping Anies Baswedan. Hal itu dinilai sebagai strategi yang disengaja.
"Hal itu sengaja belum dikeluarkan karena ingin mengetahui dahulu kekuatan dan kelemahan dari
cawapres yang diusung koalisi lainnya," kata pengamat komunikasi politik dari Universitas Esa Unggul M Jamiluddin Ritonga saat dihubungi Medcom.id, Senin, 17 Juli 2023.
Menurut dia, KPP berpeluang mengumumkan cawapres
Anies mendekati pendaftaran capres-cawapres pada Oktober 2023. Padahal, Anies kerap disebut sudah mengantongi nama pendampingnya di
Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Jamiluddin mengatakan jika pengumuman itu dilakukan mendekati pendaftaran, maka ada risiko yang dihadapi. Yakni, terbatasnya sosialisasi pasangan capres-cawapres.
"Hal itu tentunya dapat merugikan pasangan yang diusung. Waktu 90 hari kampanye tentu sangat singkat untuk memperkenalkan pasangan yang diusung. Apalagi wilayah yang luas seperti Imdonesia," ucap dia.
Padahal, peran cawapres akan menentukan menang tidaknya pasangan yang diusung. Hal itu akan sulit diwujudkan cawapres bila tidak diberi cukup waktu untuk sosialisasi.
"Jadi, Koalisi Perubahan memang harus mempertimbangkan waktu yang pas untuk menetapkan cawapresnya Anies. Setidaknya cawapres ditetapkan dengan memberi waktu cukup untuk dirinya sosialisasi agar harapan dapat membantu mendongkrak suara Anies dapat diwujudkan," jelas Jamiluddin.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((ABK))