Jakarta: Tim Pemenangan Nasional (Timnas) Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (
AMIN) bersyukur atas gelombang kritik dari sejumlah guru besar dan
civitas akademika berbagai universitas. Di antaranya dari Univerasitas Gadjah Mada (UGM).
Hal ini disampaikan Co-captain Timnas AMIN, Sudirman Said. Ia menilai
UGM menjadi menarik lantaran almamater Presiden Joko Widodo (
Jokowi).
"Kita bersyukur (gelombang kritik) yang mulai duluan UGM. Karena Pak Jokowi dan 2 capres dari sana," kata Sudirman dalam acara Deklarasi Dukungan Keluarga Besar Alumni ITS Pro Perubahan, Sabtu 3 Februari 2024.
Sudirman berpendapat bahwa gelombang kritik yang diawali UGM itu merupakan ekspresi atas penyelenggaraan pemilu dan pilpres 2024 yang dinilai jauh dari harapan. Pernyataan kritis pihak kampus senada dengan pidato Bung Hatta pada 11 Juni 1957 lalu.
Pihak kampus menunjukkan sikap terkait fenomena yang mengarah pada kecurangan dan nilai-nilai yang tidak demokratis. Sikap kampus itu memang sudah seharusnya.
"Tanggung jawab kaum terdidik adalah memberikan kepemimpinan bagi bangsa. Jika kaum intelegensia berdiam diri tanpa melakukan apa pun saat melihat kerusakan, maka dia khiatani kecendekiawanannya itu," ungkap Sudirman.
Sebelumnya gelombang kritik disampaikan sejumlah kampus. Mulai dari UGM, UII, UI, Unpad, Unhas, UIN dan Universitas Lambung Mangkurat.
Misalnya UGM. Dalam petisi yang dibacakan oleh guru besar fakultas psikologi UGM, Koentjoro, mereka menyatakan keprihatinan mendalam atas tindakan menyimpang dari prinsip moral demokrasi, yang dilakukan oleh penyelenggara negara di berbagai lini dan tingkat.
"Kami menyesalkan tindakan-tindakan menyimpang yang justru terjadi dalam masa pemerintahan Presiden Joko Widodo yang juga merupakan bagian dari Keluarga Besar Universitas Gadjah Mada," kata Guru Besar Fakultas Fakultas Psikologi, Prof. Drs. Koentjoro, di Balairung Gedung Pusat UGM, Rabu, 31 Januari 2024.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((DHI))