Jakarta: Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Ahmad Muzani, mengakui pihaknya sempat terkendala biaya menyiapkan saksi. Terutama honorarium saksi di masing-masing tempat pemungutan suara (TPS).
BPN akhirnya menjelaskan kondisi tersebut kepada para saksi. Beruntung, saksi mengerti dan tak mempersoalkan.
"Di situ sudah kami sampaikan tapi kemudian situasinya bisa dipahami dan tidak ada masalah. Artinya kemampuan untuk membiayai dirinya ya, harus menyiapkan makan enggak ada problem," kata Muzani di Posko Media Center BPN, Jalan Sriwijaya I, Jakarta Selatan, Selasa, 16 April 2019.
Baca: Kubu Prabowo Akui Sengaja Membuat Narasi Kecurangan Pemilu
Muzani menegaskan tak semua saksi mendapatkan honor. BPN mengandalkan loyalitas pendukung di akar rumput dan mengandalkan biaya saksi dari caleg partai koalisi.
"Ada yang ada, ada yang enggak (mendapat honor). Itu kan tergantung pada loyalitas kemampuan caleg dan sponsor," terang dia.
BPN menempatkan lebih dari satu saksi di masing-masing TPS. Saksi merupakan simpatisan parpol pendukung dan relawan.
Baca: Pengumuman Daftar Menteri Prabowo Dinilai Sarat Politik Transaksional
BPN juga mengandalkan sumbangan dan iuran masyakarat. Sumbangan dibutuhkan karena BPN tak hanya harus mengeluarkan uang untuk saksi, namun juga mendirikan dapur umum.
"Dari pembiayaan yang disediakan oleh masyakarat, sudah kami daftar semuanya. Dapur-dapur umum itu antara lain digunakan untuk menyediakan konsumsi para saksi selain juga konsumsi para pemilih," beber dia.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((OJE))