Surabaya: Pemerintah berencana menaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen dan memberlakukan opsen untuk Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) pada tahun depan. Meski ada kenaikan sektor pajak, Toyota meyakini segmen kendaraan niaga masih akan mengalami pertumbuhan di masa mendatang.
Marketing Director PT Toyota-Astra Motor, Anton Jimmi Suwandy, menjelaskan faktor-faktor yang berpengaruh untuk segmen kendaraan niaga. Dia menyebutkan ada 2 faktor utama, yakni pajak dan pengembangan ekonomi.
"Memang kendaraan komersial, saya rasa faktornya ada dua ya. Satu, pajak. Tapi satu juga adalah pengembangan dari ekonomi itu sendiri," ujar Anton di Surabaya, Jawa Timur, pada Kamis (12-12-2024).
Dari segi pajak, ada kenaikan pajak yang dirasa memberatkan. Namun di sisi lain, pengembangan ekonomi di tahun depan juga cukup cerah. Ia optimistis seiring dengan berakhirnya berbagai agenda politik, perekonomian akan kembali menggeliat di tahun depan. Hal ini diharapkan dapat mendorong peningkatan penjualan kendaraan komersial.
"Tahun ini kan memang tahun politik. Jadi ada pemilihan presiden dengan DPR, kemudian ada Pilkada. Tahun depan kalau melihat dari historical tahun 2019, tahun 2014, biasanya market akan grow atau ekonomi juga akan grow. Karena pemerintah akan bergerak dengan lebih cepat dan harapannya 2025 sudah tidak perlu ada lagi acara-acara politik yang mengganggu ekonomi," jelas Anton.
Anton juga menyebutkan beberapa daerah di Indonesia, meski pasar otomotif turun di tahun 2024, mengalami kenaikan di segmen kendaraan Niaga. Salah satunya adalah Bali yang kuat di segmen tersebut.
"Saya berikan contoh di Bali gitu ya. Di Bali, tahun ini cukup unik. Wilayah-wilayahnya, rata-rata turun. Ada dua-tiga wilayah yang tetap naik, salah satunya Bali. Bali, kemudian Sulawesi, terutama di daerah IKN. Kemudian di Sulawesi. Nah Bali ini menarik. Yang meningkat adalah mobil komersial," kata Anton.
Di Bali, lanjut Anton, kendaraan komersial, itu meningkat sehingga keinginan terhadap mobil komersial seperti pickup, truk dan lain-lain, di sana juga naik. "Jadi harapan kami, perbaikan dari ekonomi ini juga mungkin bisa menjadi momentum yang baik untuk Toyota Hilux Rangga, dimana target kita enggak muluk-muluk karena kita pemain baru setelah sekian lama Kijang pikap sudah tidak ada," tutupnya.
Surabaya: Pemerintah berencana menaikan
Pajak Pertambahan Nilai (
PPN) menjadi 12 persen dan memberlakukan opsen untuk Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (
BBNKB) pada tahun depan. Meski ada kenaikan sektor pajak, Toyota meyakini segmen
kendaraan niaga masih akan mengalami pertumbuhan di masa mendatang.
Marketing Director PT Toyota-Astra Motor, Anton Jimmi Suwandy, menjelaskan faktor-faktor yang berpengaruh untuk segmen kendaraan niaga. Dia menyebutkan ada 2 faktor utama, yakni pajak dan pengembangan ekonomi.
"Memang kendaraan komersial, saya rasa faktornya ada dua ya. Satu, pajak. Tapi satu juga adalah pengembangan dari ekonomi itu sendiri," ujar Anton di Surabaya, Jawa Timur, pada Kamis (12-12-2024).
Dari segi pajak, ada kenaikan pajak yang dirasa memberatkan. Namun di sisi lain, pengembangan ekonomi di tahun depan juga cukup cerah. Ia optimistis seiring dengan berakhirnya berbagai agenda politik, perekonomian akan kembali menggeliat di tahun depan. Hal ini diharapkan dapat mendorong peningkatan penjualan kendaraan komersial.
"Tahun ini kan memang tahun politik. Jadi ada pemilihan presiden dengan DPR, kemudian ada Pilkada. Tahun depan kalau melihat dari historical tahun 2019, tahun 2014, biasanya market akan grow atau ekonomi juga akan grow. Karena pemerintah akan bergerak dengan lebih cepat dan harapannya 2025 sudah tidak perlu ada lagi acara-acara politik yang mengganggu ekonomi," jelas Anton.
Anton juga menyebutkan beberapa daerah di Indonesia, meski pasar otomotif turun di tahun 2024, mengalami kenaikan di segmen kendaraan Niaga. Salah satunya adalah Bali yang kuat di segmen tersebut.
"Saya berikan contoh di Bali gitu ya. Di Bali, tahun ini cukup unik. Wilayah-wilayahnya, rata-rata turun. Ada dua-tiga wilayah yang tetap naik, salah satunya Bali. Bali, kemudian Sulawesi, terutama di daerah IKN. Kemudian di Sulawesi. Nah Bali ini menarik. Yang meningkat adalah mobil komersial," kata Anton.
Di Bali, lanjut Anton, kendaraan komersial, itu meningkat sehingga keinginan terhadap mobil komersial seperti pickup, truk dan lain-lain, di sana juga naik. "Jadi harapan kami, perbaikan dari ekonomi ini juga mungkin bisa menjadi momentum yang baik untuk Toyota Hilux Rangga, dimana target kita enggak muluk-muluk karena kita pemain baru setelah sekian lama Kijang pikap sudah tidak ada," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)