Di balik teknologi SHS terdapat tiga komponen utama yang dikembangkan khusus untuk platform ini: Dedicated Hybrid Engine, Dedicated Hybrid Transmission, dan High-Performance Battery.
Ketiga komponen ini bekerja secara harmonis untuk memberikan efisiensi secara nyata, mengurangi frekuensi pengisian bahan bakar, akselerasi yang lebih halus saat menghadapi kemacetan, serta kenyamanan berkendara jarak jauh.
Mesin hybrid khusus yang digunakan oleh J7 SHS berkapasitas 1.500 cc turbo generasi kelima dengan efisiensi termal mencapai 44,5%, angka ini jauh melampaui mesin pembakaran konvensional yang umumnya berada di kisaran 25–30%.
Baca Juga: Daftar 26 Rute Ganjil Genap Terbaru di Jakarta |
Efisiensi termal ini menunjukkan seberapa efektif bahan bakar diubah menjadi energi. Hasilnya, konsumsi bahan bakar jadi jauh lebih hemat dengan emisi yang lebih rendah, tanpa menurunkan performa kendaraan.
Komponen ini dipadukan dengan Dedicated Hybrid Transmission yang dirancang untuk memaksimalkan efisiensi penggerak listrik, dengan efisiensi EV hingga 98,5 %. Hal ini memastikan distribusi tenaga yang presisi serta transisi yang mulus antara mode hybrid dan elektrik.
Komponen lainnya yang melengkapi dua komponen tersebut adalah baterai berkapasitas tinggi 18,3 kWh, yang memungkinkan J7 SHS melaju sejauh 100 kilometer dalam mode full electric berdasarkan pengujian NEDC. Jarak tempuh ini sangat bermanfaat dalam penggunaan harian, terutama di wilayah urban seperti Jakarta yang padat dan sering mengalami kemacetan.
Sistem baterai J7 SHS juga dirancang dengan standar keselamatan tinggi. Baterai ini telah tersertifikasi IP68, yang berarti tahan terhadap air dan debu, menjadikannya andal dalam berbagai kondisi lingkungan.
Baca Juga: Mau Beli Motor Listrik? Pajaknya Ternyata Murah Cuy! |
Sistem ini juga dibekali dengan Battery Management System (BMS) canggih yang dilengkapi mekanisme keselamatan berespons cepat. Jika terjadi benturan, sistem ini mampu memutus arus listrik dalam waktu hanya dalam 2 milidetik, secara signifikan mengurangi risiko gangguan termal.
Keunggulan lain J7 SHS semakin istimewa adalah kemampuannya menempuh jarak jauh. Berkat sinergi antara mesin pembakaran, motor listrik, dan baterai, kendaraan ini mampu melaju hingga lebih dari 1.300 kilometer dengan satu kali pengisian bahan bakar penuh (60 liter) dan baterai yang terisi penuh.
SHS bekerja secara cerdas melalui empat mode berkendara yang otomatis menyesuaikan kecepatan dan gaya mengemudi. Pada kecepatan 0–40 km/jam, kendaraan berjalan sepenuhnya menggunakan tenaga listrik, ideal untuk berkendara di dalam kota.
Saat mencapai 40–70 km/jam, mesin pembakaran mulai aktif untuk mengisi daya baterai, sementara motor listrik tetap menggerakkan roda dalam mode hybrid serial.
Baca Juga: Semakin 'Runyam', Nissan Akan Hentikan Operasi Beberapa Pabrik di Jepang |
Di rentang 70–80 km/jam, mesin dan motor listrik bekerja secara paralel untuk menggerakkan kendaraan. Pada kecepatan di atas 80 km/jam, sistem berpindah ke mode dominan mesin, sementara motor listrik akan memberikan dukungan tambahan saat dibutuhkan, misalnya saat menyalip atau menanjak.
Transisi antar mode berlangsung sangat mulus, dikendalikan oleh logika yang memprioritaskan efisiensi energi dan kenyamanan pengemudi.
Sistem ini juga dapat beradaptasi dengan gaya berkendara: akselerasi agresif akan membuat mesin aktif lebih cepat, sementara gaya berkendara yang ringan akan memperpanjang penggunaan mode EV.
“Super Hybrid System adalah terobosan yang mewujudkan komitmen Jaecoo terhadap mobilitas cerdas, efisien, dan siap menghadapi masa depan. Melalui J7 SHS, kami tidak hanya menghadirkan mobil hybrid, tetapi solusi mobilitas menyeluruh yang beradaptasi dengan kebutuhan harian, mengurangi konsumsi bahan bakar, dan meningkatkan performa,” ungkap Country Director Jaecoo Indonesia, Max Zhou, melalui keterangan resminya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News