Rachmat Gobel tekankan pentingnya TKDN dan transfer teknologi. Istimewa
Rachmat Gobel tekankan pentingnya TKDN dan transfer teknologi. Istimewa

Rachmat Gobel Tegaskan TKDN Wajib Transfer Teknologi!

Ahmad Garuda • 07 Mei 2025 14:17
Jakarta - Dalam kesempatan itu New Energy Vehicle Summit 2025 yang diadakan Kumparan di kawasan SCBD pada Selasa (6/5/2025), ada beberapa pesan yang dilontarkan Anggota Komisi VI DPR RI, Rachmat Gobel. Ia menerangkan tentang makna transfer teknologi dan dampaknya. 
 
“Transfer teknologi itu harus direbut, tidak ada orang yang akan memberikan teknologinya secara cuma-cuma,” ujar Rachmat Gobel. Selain itu, katanya, transfer teknologi juga ada tahapannya. Mulai dari transfer of job dan transfer of skill, lalu transfer of knowhow, dan akhirnya transfer of intellectual property. 
 
Pada tahap pertama adalah peralihan pekerjaan dan keterampilan dalam mengerjakan sesuatu secara teknis, kemudian penguasaan dan pemahaman konsep membuat barang. Lalu juga menyangkut aspek riset. “Nah, aspek ketiga ini yang membutuhkan kecanggihan berpikir dan ketekunan meriset.”

TKDN Punya Peran Strategis

Dalam konteks transfer teknologi itu, Ia menegaskan kebijakan tentang TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) memiliki posisi strategis. Dengan adanya kewajiban TKDN, katanya, maka investor akan membangun industri di dalam negeri. 
 
Baca Juga:
Malas Perpanjang Masa Berlaku SIM di Satpas? Online Aja!


Sehingga uang masuk, lapangan kerja tercipta, bahan baku diproses di dalam negeri, dan yang paling penting sumberdaya manusia Indonesia mengalami akselerasi kemajuan. “Transfer teknologi kan ujungnya pada kualitas sumberdaya manusia. Taiwan dan China juga memulai industrinya dengan cara yang sama.” 
 
Gobel meminta semua pihak untuk tidak meremehkan soal TKDN. “Ini bukan sekadar relokasi dan pengalihan pekerjaan serta kemampuan membuat komponen suatu produk sederhana, tapi ada sesuatu yang sangat strategis.” 
 
Sebagai contoh ia mengemukakan, di Jepang ada perusahaan komponen untuk membuat per keong mobil. Kini, perusahaan komponen per tersebut mampu membuat per spiral yang materinya lebih tipis dari sehelai rambut. Per spiral tersebut untuk kebutuhan alat kesehatan. 
 
Ia juga mengemukakan contoh lain lagi, yaitu ada perusahaan komponen pembuat selang pembuangan air untuk mesin cuci. Kini, perusahaan kecil tersebut sudah mampu membuat selang untuk komponen pesawat ruang angkasa dan juga untuk roket. 
 
Baca Juga:
Apa Saja Syarat Perpanjang Masa Berlaku SIM di SIM Keliling?

 
“Jadi jangan menyepelekan TKDN dan industri komponen. Kuncinya adalah pada pemberian insentif dari pemerintah pada perusahaan yang mengembangkan research and development (R&D). Jadi transfer teknologi terjadi dengan sendirinya.”
 
Gobel mengatakan, membangun pabrik dan membangun industri itu berbeda. “Memang sama-sama ada mesin, ada bangunan, dan ada pekerja. Namun yang membedakan industri dan pabrik adalah ekosistem. Di dalam industri itu ada yang dinamakan piramida industri." 
 
"Mulai dari industri utamanya itu sendiri hingga industri penopangnya seperti industri komponen dari tier-1 hingga tier-5, outlet resmi, outlet tidak resmi, bahkan hingga ke lembaga pendidikan dan industri keuangan. Semua terjalin dalam suatu ekosistem yang saling terkait. Mulai dari perusahaan besar hingga perusahaan UMKM. Itulah makna menjadi negara industri.”
 
Indonesia sangat beruntung memiliki jumlah penduduk yang besar dan sumberdaya alam yang kaya. “Siapapun akan tertarik untuk investasi di Indonesia karena pasarnya sangat besar. Jadi yang pertama adalah jaga dan lindungi pasar dalam negeri. Bukan dengan membiarkan diri kita menjadi negara importir apa saja,” katanya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan