Jakarta: Honda Prospect Motor (HPM) belum lama ini memperkenalkan mobil listrik mungil Honda e. Namun sayangnya, Honda tidak berencana untuk memasarkan mobil listrik mungil berukuran kompak khas perkotaan tersebut untuk pasar domestik.
"Kami tidak ada rencana untuk menjual Honda e di Indonesia. Tujuan kami hanya ingin memperkenalkan teknologi Honda e:Technology, bukan Honda e nya," kata Business Innovation and Sales & Marketing Director PT HPM, Yusak Billy.
Lalu apa alasan utama Honda Indonesia memutuskan untuk tidak menjual mobil listrik yang sejatinya laris di pasar Eropa dan Jepang tersebut? Apakah karena faktor harga yang terlalu tinggi?
Menanggapi hal itu, Yusak Billy menjelaskan ada beberapa faktor yang dipertimbangkan selain harga. "Ada banyak faktor yang harus kami pertimbangkan, nggak cuma harga dan lain-lain. Jadi benar-benar bagaimana teknologi baterai ini kita pilih segmen dan model paling cocok yang bisa dijual secara massal di sini (Indonesia)," ungkap Yusak Billy.
Baca Juga:
Pembuatan SIM di Momen Lebaran, Libur 19-25 April 2023
Honda juga menilai market segmen kendaraan BEV atau mobil listrik berbasis baterai di Indonesia masih sangat kecil. Hal ini juga masuk dalam pertimbangan. "Sekarang BEV itu bukan segmen yang first buyer, marketnya kita tahu, makanya apa sih yang dibutuhkan konsumen, bagaimana meng-create marketnya. Ketersediaan komponen dan infrastruktur yang ada. Itu sih faktor yang kita perhatikan," sambungnya.
Meski tidak masuk Indonesia, sejatinya Honda e sendiri telah dirilis secara global pada tahun 2019 silam dan laris manis di pasar Jepang dan Eropa. Honda e disokong motor listrik yang mampu menyemburkan tenaga hingga 154 PS dan torsi maksimal 315 Nm. Mobil ini juga didukung mode berkendara Sport dan dapat berakselerasi dari 0-100 km per jam hanya dalam waktu 8 detik.
Baca juga: Jajal Mobil Listrik Honda e, Ini yang Bikin Nagih
Motor penggerak listrik tersebut ditenagai baterai Lithium-ion berdaya 35,5 kWh dengan jarak tempuh maksimal 220 kilometer. Baterai Honda e juga sudah dilengkapi sistem pendingin air untuk menjaga suhu baterai tetap stabil.
Pengisian daya baterai didukung fast charging yang mampu mengisi dari 0 – 80 persen dalam waktu 30-36 menit. Sedangkan untuk pengecasan menggunakan listrik rumah (AC) 6,6 kW memakan waktu selama 4,1 jam.
Baca Juga:
Deteksi Kemacetan Realtime ala Polresta Cirebon
Prioritaskan model hybrid
Untuk memulai langkah awal dalam persaingan kendaraan elektrifikasi, Honda memilih untuk meluncurkan beberapa model hybrid di tahun 2023 ini.
"Tahun ini kami akan luncurkan 2 model, tahun berikutnya elektrifikasi lainnya, tapi bukan honda e. Model (hybrid) apa yang kita luncurkan harus kita riset benar-benar, harus kita study. Tapi sudah jelas hybrid dulu, selanjutnya elektrifikasi lainnya termasuk yang akan diproduski lokal," beber Yusak Billy.
Sayangnya, ia juga enggan memberikan bocoran lebih detil soal model hybrid apa yang akan diluncurkan lebih dulu. Hanya saja, clue yang diberikan adalah jenis SUV.
"Model yang pasti segmen dan model yang sekarang ada. Bicara pasar Januari-Maret (2023) kita 50 persen itu SUV. Kalau dihitung sudah mengalahkan Brio series sebesar 46 persen," pungkasnya.
Jakarta:
Honda Prospect Motor (HPM) belum lama ini memperkenalkan
mobil listrik mungil
Honda e. Namun sayangnya, Honda tidak berencana untuk memasarkan mobil listrik mungil berukuran kompak khas perkotaan tersebut untuk pasar domestik.
"Kami tidak ada rencana untuk menjual Honda e di Indonesia. Tujuan kami hanya ingin memperkenalkan teknologi Honda e:Technology, bukan Honda e nya," kata Business Innovation and Sales & Marketing Director PT HPM, Yusak Billy.
Lalu apa alasan utama Honda Indonesia memutuskan untuk tidak menjual mobil listrik yang sejatinya laris di pasar Eropa dan Jepang tersebut? Apakah karena faktor harga yang terlalu tinggi?
Menanggapi hal itu, Yusak Billy menjelaskan ada beberapa faktor yang dipertimbangkan selain harga. "Ada banyak faktor yang harus kami pertimbangkan, nggak cuma harga dan lain-lain. Jadi benar-benar bagaimana teknologi baterai ini kita pilih segmen dan model paling cocok yang bisa dijual secara massal di sini (Indonesia)," ungkap Yusak Billy.
Baca Juga:
Pembuatan SIM di Momen Lebaran, Libur 19-25 April 2023
Honda juga menilai market segmen kendaraan BEV atau mobil listrik berbasis baterai di Indonesia masih sangat kecil. Hal ini juga masuk dalam pertimbangan. "Sekarang BEV itu bukan segmen yang
first buyer, marketnya kita tahu, makanya apa sih yang dibutuhkan konsumen, bagaimana meng-
create marketnya. Ketersediaan komponen dan infrastruktur yang ada. Itu sih faktor yang kita perhatikan," sambungnya.
Meski tidak masuk Indonesia, sejatinya Honda e sendiri telah dirilis secara global pada tahun 2019 silam dan laris manis di pasar Jepang dan Eropa. Honda e disokong motor listrik yang mampu menyemburkan tenaga hingga 154 PS dan torsi maksimal 315 Nm. Mobil ini juga didukung mode berkendara Sport dan dapat berakselerasi dari 0-100 km per jam hanya dalam waktu 8 detik.
Baca juga: Jajal Mobil Listrik Honda e, Ini yang Bikin Nagih
Motor penggerak listrik tersebut ditenagai baterai Lithium-ion berdaya 35,5 kWh dengan jarak tempuh maksimal 220 kilometer. Baterai Honda e juga sudah dilengkapi sistem pendingin air untuk menjaga suhu baterai tetap stabil.
Pengisian daya baterai didukung fast charging yang mampu mengisi dari 0 – 80 persen dalam waktu 30-36 menit. Sedangkan untuk pengecasan menggunakan listrik rumah (AC) 6,6 kW memakan waktu selama 4,1 jam.
Baca Juga:
Deteksi Kemacetan Realtime ala Polresta Cirebon
Prioritaskan model hybrid
Untuk memulai langkah awal dalam persaingan kendaraan elektrifikasi, Honda memilih untuk meluncurkan beberapa model hybrid di tahun 2023 ini.
"Tahun ini kami akan luncurkan 2 model, tahun berikutnya elektrifikasi lainnya, tapi bukan honda e. Model (hybrid) apa yang kita luncurkan harus kita riset benar-benar, harus kita study. Tapi sudah jelas hybrid dulu, selanjutnya elektrifikasi lainnya termasuk yang akan diproduski lokal," beber Yusak Billy.
Sayangnya, ia juga enggan memberikan bocoran lebih detil soal model hybrid apa yang akan diluncurkan lebih dulu. Hanya saja,
clue yang diberikan adalah jenis SUV.
"Model yang pasti segmen dan model yang sekarang ada. Bicara pasar Januari-Maret (2023) kita 50 persen itu SUV. Kalau dihitung sudah mengalahkan Brio series sebesar 46 persen," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UDA)