Jika Thailand lolos ke babak Final dengan meyakinkan, Indonesia justru lolos ke babak Final kali ini dengan penuh catatan setelah mengalahkan Singapura pada babak semifinal dengan penuh drama, perjuangan, dan keberuntungan. Hal tersebut membuat Indonesia lagi-lagi tidak diunggulkan. Bahkan tidak sedikit masyarakat dan pecinta sepak bola Tanah Air menatap laga final dengan pesimis.
Bayangan kekalahan dari tiga final sebelumnya masih terbanyang nyata di benak kita. Namun justru sebaliknya, apabila kita ingin merih kemenangan, maka saat ini adalah momen yang sangat tepat. Sekarang adalah saat yang paling pas apabila kita ingin membalaskan dendam terhadap Thailand dan menjadi Juara AFF untuk pertama kalinya. Ada tiga faktor yang bisa membuat kita layak untuk optimis bahwa di final kali ini kita bisa mengalahkan Thailand.
Pertama. Laga final kali ini akan berlangsung dua leg dan dilakukan di tempat netral. Seharusnya pada kondisi normal, dengan format dua leg, kedua laga akan berlangsung home and away, di Jakarta dan di Bangkok, namun karena pandemi Covid 19, dua partai tersebut akan dilangsungkan di Singapura sebagai tuan rumah AFF tahun ini. Ini sebuah keuntungan bagi kita di mana dengan format dua kali bertemu, kita bisa melakukan evaluasi atas hasil yang didapatkan pada leg pertama.
Masih ada kesempatan kedua apabila di laga pertama Skuat Garuda tidak meraih hasil yang diinginkan. Atau sebaliknya, jika leg pertama kita meraih kemenangan, kita bisa memperdalam strategi untuk memastikan gelar juara yang sudah ada di depan mata. Evaluasi atas leg pertama ini sudah kita buktikan melawan Singapura di semifinal. Setelah kalah strategi pada babak kedua di leg pertama, kita akhirnya bisa menutup skor akhir di leg kedua dengan kedudukan 4-2.
Pertandingan di tempat netral juga seharusnya bisa dimanfaatkan dengan baik oleh Asnawi Mangkualam dkk. Di dua final sebelumnya, kita selalu kalah apabila bertanding di Stadion Rajamanggala, Bangkok. Dukungan ribuan suporter tuan rumah menjadi salah satu faktor Teerasil Dangda dkk sangat sulit dikakahkan.
Namun kali ini, di National Stadium Singapura, Skuat Garuda tidak harus berjuang sendirian meskipun laga berstatus away. Ribuan Diaspora Indonesia di Singapura dengan komando dukungan dari Duta Besar RI untuk Singapura, Bapak Suryo Pratomo, siap mengawal Garuda sampai titik penghabisan.
Kedua. Kita unggul dari sisi fisik. Selain memiliki waktu recovery yang lebih banyak dari Thailand, komposisi pemain muda dalam skuat tim nasional Indonesia tahun ini merupakan sebuah kekuatan yang luar biasa. Witan Sulaeman dkk bisa terus berlari kencang dalam waktu 90 menit bahkan 120 menit pertandingan.
Hal ini yang membuat Shin tae-yong leluasa untuk dapat menerapkan pola permainan yang cepat dan memaksimalkan lini sayap dengan umpan-umpan pendek yang sporadis. Pola permainan yang sama dengan yang biasa ditampilkan oleh Indonesia juga terbukti mampu merepotkan Thailand. Melawan Vietnam dengan skema permainan yang mirip dengan Indonesia, mereka harus bermain lebih bertahan dan mengandalkan serangan balik untuk mencetak gol.