Tidak ada informasi lebih lanjut tentang penyebab kebiasaan unik Leani tersebut, tapi kondisi tubuhnya mulai tidak normal semenjak mengalami kecelakaan motor pada 2011 yang membuat kaki kirinya menjadi 7cm lebih pendek dari kaki kanannya.
Tentu tidak mudah menerima kenyataan pahit itu, terlebih Leani sudah mencintai dan berlatih badminton sejak berusia tujuh tahun. Namun dia pantang menyerah dan mampu bangkit untuk menjadi lebih baik ketika gabung tim para-badminton Indonesia pada 2013.
Sementara itu, tidak terlalu banyak keterangan seputar Khalimatus Sadiyah di situs resmi Paralimpiade. Tapi, sejumlah sumber menyebutkan bahwa Khalimatus lahir di Mojokerto pada 17 September 1999 dan cukup berprestasi di level nasional dan ajang ASEAN Para Games.
Dari rentetan prestasinya, Khalimatus juga berbeda dengan Leani yang bisa tampil fleksibel sebagai pemain tunggal maupun ganda. Kebanyakan gelar juaranya pada sepanjang 2019 berasal dari ajang Para Badminton Internasional nomor ganda putri.
Khalimatus pada awalnya lebih menyukai olahraga sepak bola dan bola voli, tapi dia diarahkan pelatihnya ke para-badminton karena pertumbuhan kaki yang tidak sama sejak duduk di bangku Sekolah Dasar. Meski berat, kesempatan berlatih para-badminton tetap diambil Khalimatus sejak 2013 dan prestasinya pun makin menanjak hingga kini.
Cemoohan dan sindiran tentang keterbatasan diri juga pernah dirasakan Khalimatus dari lingkungan maupun orang-orang sekitar. Tapi, dia mampu tabah menutup telinga demi mewujudkan cita-cita menjadi seorang atlet berprestasi yang mengharumkan nama bangsa. (berbagai sumber)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id