Menjerat Korupsi Lintas Negara
Menjerat Korupsi Lintas Negara ()

Menjerat Korupsi Lintas Negara

21 Januari 2017 06:25
Tindak pidana korupsi lazimnya dilakukan secara bersama-sama dengan pihak lain agar ia berlangsung lebih mudah dan lebih mulus. Para pihak dari praktik kejahatan itu tidak menutup kemungkinan tersebar di berbagai negara. Secara sadar dan bersama-sama, pelaku bekerja dalam sistem saling menutupi demi memuluskan misi segelintir pihak dari transaksi bernilai masif.
 
Kasus yang membelit mantan Dirut Garuda Indonesia Emirsyah Satar dapat dikategorikan ke dalam praktik tindak pidana korupsi semacam itu. Tidak hanya melibatkan aktor di dalam negeri, kasus itu langsung melibatkan pelaku lintas negara dan dilakukan secara transnasional. Untuk membongkarnya, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pun tidak bisa bekerja sendiri.
 
Lembaga antirasywah itu harus menjalin kerja sama dengan lembaga sejenis di Singapura dan Kerajaan Inggris. Melalui kerja sama dengan Corrupt Practices Investigation Bureau (CPIB) Singapura dan Serious Fraud Office (SFO) Inggris, KPK akhirnya menetapkan Emirsyah sebagai tersangka korupsi, Kamis (19/1).
 
Emirsyah yang memiliki rekam jejak mengesankan sebagai profesional diduga menerima uang Rp20 miliar dan barang senilai US$2 juta dari produsen mesin pesawat asal Inggris, Rolls-Royce. Suap dengan jumlah besar itu diduga digelontorkan Rolls-Royce kepada Emirsyah sebagai imbal jasa pengadaan mesin Trent 700 untuk armada pesawat Airbus dalam rentang 2005-2014 semasa ia memimpin Garuda. Suap dilaporkan diberikan dalam bentuk uang 1,2 juta euro dan US$180 ribu, serta barang senilai US$2 juta, setara Rp26,7 miliar di Singapura dan Indonesia, termasuk mobil mewah Rolls-Royce Silver Spirit. Kita mengapresiasi pengungkapan megaskandal oleh lembaga-lembaga antikorupsi internasional itu.
 
Sungguh suatu pencapaian tersendiri bagi KPK yang secara proaktif mengambil bagian dalam operasi pengungkapan dan pemberantasan korupsi di level internasional. Kita mendorong KPK agar terus menjalin dan meningkatkan kerja sama pemberantasan korupsi dengan lembaga-lembaga sejenis di dunia internasional.
 
Dengan peningkatan kerja sama semacam itu, kita percaya akan lebih banyak lagi kasus korupsi lintas negara di negeri ini yang dapat diungkap KPK. Di dalam negeri, KPK tidak boleh berpuas diri hanya dengan menjadikan Emirsyah sebagai tersangka.
 
KPK secara proaktif harus tetap menerapkan skema yang selama ini sudah dijalankan saat melacak seluruh pihak yang terlibat korupsi. Follow the money, follow the assets. KPK harus melacak dan menindak siapa pun yang diduga terkait dengan tindak pidana korupsi yang disangkakan terhadap Emirsyah. Secara vertikal, harus diselisik para pihak yang diduga terlibat.
 
Mereka bisa saja atasan ataupun bawahan Emirsyah. Secara horizontal, seluruh kolega dan mitra transaksi yang memungkinkan skandal itu berlangsung pun tidak boleh lolos. Korupsi, di dalam maupun luar negeri, jelas praktik yang sama-sama busuk. Kita tidak akan pernah lelah mendukung KPK agar terus memberantas praktik jahat itu di mana pun ia berlangsung.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Oase emirsyah satar tersangka

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif