Jakarta: Wakil Presiden Ma’ruf Amin menegaskan penyaluran zakat, infak, dan sedekah (ZIS) yang dilakukan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) harus tepat sasaran. Hal ini demi menjaga serta meningkatkan kepercayaan masyarakat.
“Penyaluran ZIS harus tepat sasaran dan berlandaskan data akurat, sehingga ZIS benar-benar diterima masyarakat yang membutuhkan,” tegas Ma’ruf saat memberikan arahan terkait kampanye optimalisasi pengumpulan zakat, infak, sedekah, dan dana sosial keagamaan lainnya (ZIS dan DSKL) melalui BAZNAS pada acara Peluncuran Program 5000 Santripreneur di Jakarta, Rabu, 30 April 2022.
Ma’ruf mengatakan sebagian besar penyaluran ZIS kepada masyarakat selama ini tidak dilakukan melalui organisasi pengelola zakat (OPZ). Akibatnya, realisasi ZIS yang terkumpul melalui Baznas, masih jauh dari potensi penerimaannya yang diproyeksikan sebesar Rp327 triliun per tahun.
Pada 2021, jumlah ZIS yang tersalurkan secara umum mencapai lebih dari Rp70 triliun. Namun pengumpulan ZIS melalui BAZNAS hanya Rp11,5 triliun.
Baca: Presiden Tunaikan Zakat Fitrah Melalui Baznas
Ma’ruf meminta BAZNAS dan Kementerian Sosial mengoptimalkan pemutakhiran Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). “Saya minta agar fungsi koordinasi BAZNAS dengan kementerian, lembaga, pemda, Lembaga Amil Zakat, dan berbagai pemangku kepentingan lainnya terus diperkuat,” ujar dia.
Ma’ruf meminta penghimpunan ZIS melalui BAZNAS bisa dilakukan lebih keras dengan harapan target sebesar Rp26 triliun pada 2022 bisa tercapai. Bahkan, menurut dia, penghimpunan ZIS melalui BAZNAS berpotensi lebih tinggi, seiring dengan membaiknya perekonomian nasional pascapandemi.
“Untuk mencapai target tersebut di atas, saya berharap agar kampanye optimalisasi Pengumpulan ZIS dan DSKL melalui BAZNAS, harus dilakukan secara lebih profesional,” ujar dia.
Langkah-langkah penting untuk mendukung kampanye tersebut, menurut Wapres, adalah perbaikan tata kelola ZIS yang profesional, transparan, dan akuntabel. “Laporan aktivitas penghimpunan dan penyaluran ZIS oleh BAZNAS harus dapat diakses dengan cepat dan mudah oleh masyarakat, utamanya untuk mendongkrak kepercayaan dan minat masyarakat untuk menyalurkan ZIS melalui OPZ resmi,” terang dia.
Kemudian, ujar Ma’ruf, harus ada peningkatan sumber daya manusia atau amil zakat yang berintegritas dan mumpuni. “BAZNAS harus menambah jumlah amil yang tersertifikasi, agar memenuhi kompetensi dan cakap dalam pengelolaan ZIS,” ujar dia.
Masyarakat, kata Ma’ruf, juga harus terus ditingkatkan literasinya, terutama dalam hal penyaluran ZIS melalui OPZ. “Sebagian muzaki (pemberi zakat) masih cenderung menyalurkan langsung zakatnya kepada mustahik (penerima zakat). Optimalisasi pengumpulan ZIS perlu memperluas literasi ZIS kepada muzaki,” ujar dia.
Selain itu, Baznas perlu mempercepat digitalisasi untuk mempermudah pengumpulan dan penyaluran ZIS. “BAZNAS harus segera menghadirkan teknologi digital hingga ke tingkat pengelolaan ZIS terbawah. Digitalisasi memengaruhi kecepatan, ketepatan, dan keluasan jangkauan,” papar dia.
Selain itu, kata Ma'ruf, BAZNAS perlu memperluas media kampanye yang menjangkau berbagai kelompok masyarakat, baik kaum milenial, pelaku bisnis, maupun dunia industri. “BAZNAS diharapkan menghadirkan kampanye-kampanye ZIS yang kreatif dan inovatif melalui kanal digital dan media sosial,” kata dia.
Melalui berbagai upaya tersebut, Wapres meyakini pengelolaan dana umat oleh BAZNAS akan makin baik, dan masyarakat yang terbantu melalui ZIS bertambah banyak. Terutama, masyarakat yang terhimpit masalah ekonomi akibat pandemi covid-19.
“Potret kemiskinan di Indonesia masih cukup tinggi, terutama akibat himpitan ekonomi selama pandemi. Pemerintah meningkatkan alokasi dana bantuan sosial untuk menopang daya beli masyarakat. Namun bantuan sosial dari pemerintah tersebut masih belum mencukupi untuk menanggulangi kebutuhan masyarakat,” ungkap Wapres.
Oleh karena itu, Ma'ruf mengatakan pengumpulan ZIS diperlukan sebagai pola distribusi pendapatan antarkelompok masyarakat, sekaligus menjadi salah satu jalan keluar umat dari jerat kemiskinan.
Sementara itu, Ketua BAZNAS Noor Achmad melaporkan pada 2022, BAZNAS menargetkan pengumpulan ZIS sebesar Rp26 triliun dengan sekitar 46 juta penerima manfaat. “Tapi kita harapkan nanti ada 400 juta yang semula mustahik menjadi muzaki untuk seluruh Indonesia dan santripreneur adalah bagian dari hal tersebut,” tutur dia.
Jakarta: Wakil Presiden
Ma’ruf Amin menegaskan penyaluran
zakat, infak, dan sedekah (ZIS) yang dilakukan Badan Amil Zakat Nasional (
BAZNAS) harus tepat sasaran. Hal ini demi menjaga serta meningkatkan kepercayaan masyarakat.
“Penyaluran ZIS harus tepat sasaran dan berlandaskan data akurat, sehingga ZIS benar-benar diterima masyarakat yang membutuhkan,” tegas Ma’ruf saat memberikan arahan terkait kampanye optimalisasi pengumpulan zakat, infak, sedekah, dan dana sosial keagamaan lainnya (ZIS dan DSKL) melalui BAZNAS pada acara Peluncuran Program 5000 Santripreneur di Jakarta, Rabu, 30 April 2022.
Ma’ruf mengatakan sebagian besar penyaluran ZIS kepada masyarakat selama ini tidak dilakukan melalui organisasi pengelola zakat (OPZ). Akibatnya, realisasi ZIS yang terkumpul melalui Baznas, masih jauh dari potensi penerimaannya yang diproyeksikan sebesar Rp327 triliun per tahun.
Pada 2021, jumlah ZIS yang tersalurkan secara umum mencapai lebih dari Rp70 triliun. Namun pengumpulan ZIS melalui BAZNAS hanya Rp11,5 triliun.
Baca:
Presiden Tunaikan Zakat Fitrah Melalui Baznas
Ma’ruf meminta BAZNAS dan Kementerian Sosial mengoptimalkan pemutakhiran Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). “Saya minta agar fungsi koordinasi BAZNAS dengan kementerian, lembaga, pemda, Lembaga Amil Zakat, dan berbagai pemangku kepentingan lainnya terus diperkuat,” ujar dia.
Ma’ruf meminta penghimpunan ZIS melalui BAZNAS bisa dilakukan lebih keras dengan harapan target sebesar Rp26 triliun pada 2022 bisa tercapai. Bahkan, menurut dia, penghimpunan ZIS melalui BAZNAS berpotensi lebih tinggi, seiring dengan membaiknya perekonomian nasional pascapandemi.
“Untuk mencapai target tersebut di atas, saya berharap agar kampanye optimalisasi Pengumpulan ZIS dan DSKL melalui BAZNAS, harus dilakukan secara lebih profesional,” ujar dia.
Langkah-langkah penting untuk mendukung kampanye tersebut, menurut Wapres, adalah perbaikan tata kelola ZIS yang profesional, transparan, dan akuntabel. “Laporan aktivitas penghimpunan dan penyaluran ZIS oleh BAZNAS harus dapat diakses dengan cepat dan mudah oleh masyarakat, utamanya untuk mendongkrak kepercayaan dan minat masyarakat untuk menyalurkan ZIS melalui OPZ resmi,” terang dia.
Kemudian, ujar Ma’ruf, harus ada peningkatan sumber daya manusia atau amil zakat yang berintegritas dan mumpuni. “BAZNAS harus menambah jumlah amil yang tersertifikasi, agar memenuhi kompetensi dan cakap dalam pengelolaan ZIS,” ujar dia.
Masyarakat, kata Ma’ruf, juga harus terus ditingkatkan literasinya, terutama dalam hal penyaluran ZIS melalui OPZ. “Sebagian muzaki (pemberi zakat) masih cenderung menyalurkan langsung zakatnya kepada mustahik (penerima zakat). Optimalisasi pengumpulan ZIS perlu memperluas literasi ZIS kepada muzaki,” ujar dia.
Selain itu, Baznas perlu mempercepat digitalisasi untuk mempermudah pengumpulan dan penyaluran ZIS. “BAZNAS harus segera menghadirkan teknologi digital hingga ke tingkat pengelolaan ZIS terbawah. Digitalisasi memengaruhi kecepatan, ketepatan, dan keluasan jangkauan,” papar dia.
Selain itu, kata Ma'ruf, BAZNAS perlu memperluas media kampanye yang menjangkau berbagai kelompok masyarakat, baik kaum milenial, pelaku bisnis, maupun dunia industri. “BAZNAS diharapkan menghadirkan kampanye-kampanye ZIS yang kreatif dan inovatif melalui kanal digital dan media sosial,” kata dia.
Melalui berbagai upaya tersebut, Wapres meyakini pengelolaan dana umat oleh BAZNAS akan makin baik, dan masyarakat yang terbantu melalui ZIS bertambah banyak. Terutama, masyarakat yang terhimpit masalah ekonomi akibat pandemi covid-19.
“Potret kemiskinan di Indonesia masih cukup tinggi, terutama akibat himpitan ekonomi selama pandemi. Pemerintah meningkatkan alokasi dana bantuan sosial untuk menopang daya beli masyarakat. Namun bantuan sosial dari pemerintah tersebut masih belum mencukupi untuk menanggulangi kebutuhan masyarakat,” ungkap Wapres.
Oleh karena itu, Ma'ruf mengatakan pengumpulan ZIS diperlukan sebagai pola distribusi pendapatan antarkelompok masyarakat, sekaligus menjadi salah satu jalan keluar umat dari jerat kemiskinan.
Sementara itu, Ketua BAZNAS Noor Achmad melaporkan pada 2022, BAZNAS menargetkan pengumpulan ZIS sebesar Rp26 triliun dengan sekitar 46 juta penerima manfaat. “Tapi kita harapkan nanti ada 400 juta yang semula mustahik menjadi muzaki untuk seluruh Indonesia dan santripreneur adalah bagian dari hal tersebut,” tutur dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(AZF)