Webinar Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) bertajuk 'Pemerintah Kota Sebagai Pilar Penting Toleransi'. Dok. Istimewa
Webinar Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) bertajuk 'Pemerintah Kota Sebagai Pilar Penting Toleransi'. Dok. Istimewa

Mendagri: Keberagaman di Indonesia Harus Dirawat

Achmad Zulfikar Fazli • 01 Oktober 2021 23:42

Dalam kesempatam yang sama, Country Representative The Asia Foundation, Sandra Hamid, menekankan pentingnya upaya kolaborasi multipihak. Menurut dia, kolaborasi masyarakat dengan pemerintah adalah kunci menyelesaikan masalah-masalah, terutama di tingkat lokal.
 
Dia menegaskan masalah toleransi bisa ditangani jika semua pihak dapat mengantisipasinya sejak dini. Kemudian, melakukan mitigasi serta responsif.
 
"Masalah itu memang harus dihadapi dan diselesaikan. Sayangnya dalam penyelesaian kita kadang-kadang terlambat. Bila terlambat, maka akhirnya terjadi menjadi besar dan ruang gerak kita menjadi jadi lebih sedikit untuk mencari solusi," kata dia.

Hal senada disampaikan Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Beka Ulung Hapsara. Beka mengatakan negara tak bisa kerja sendiri, harus ada dukungan dari banyak elemen masyarakat.
 
Dia menjelaskan pemerintah daerah masuk urutan ketiga aduan terbanyak di Komnas HAM. Paling banyak aduan yang masuk adalah soal toleransi dan kebebasan beragama atau berkeyakinan.
 
"Kiranya kolaborasi antara pemerintah daerah, masyarakat, tokoh agama, kampus dan penegak hukum menjadi penting, supaya hak konstitusional warga dapat dijaga," ujar dia.
 
Beberapa wali kota dan pejabat daerah menceritakan sikap toleransi masyarakat antarumat beragama di setiap daerah yang dipimpinnya. Wali Kota Kupang, Jefirstson R. Riwu Kore, mengatakan telah membuat peraturan daerah guna memfasilitasi semua permasalahan rumah ibadah. Kemudian, dia membuat Perda untuk memastikan adanya legalitas dari tiap-tiap rumah ibadah.
 
"Artinya Perda itu memberikan seluas-luasnya masyarakat untuk beribadah menurut agama dan kepercayaan masing-masing," jelas dia.
 
Sementara itu, Wali Kota Bandar Lampung Eva Dwiana, mengatakan pihaknya melibatkan tokoh masyarakat dan agama di setiap mengambil keputusan. Menurut dia, pelibatan tokoh-tokoh sangat penting dan wujud dari kolaborasi semua pihak.
 
"Misal vaksinasi yang sedang santer, kami melakukan dan imbau lewat tokoh agama, lewat FKUB. Alhamdulillah masyarakat ikut dan 75 persen sudah tervaksinasi. Kalau kami lewat pemerintah, door to door mereka enggak mau," kata dia.
 
Direktur Eksekutif APEKSI Alwis Rustam, mengatakan pihaknya serius menangkap aspirasi dan kebutuhan para anggota. Sebab, APEKSI tidak hanya fokus dengan tata kelola kenegaraan (state building) di tingkat kota, tapi juga ingin merawat ruh kebangsaan dalam mewujudkan kota yang lebih toleran.
 
"Ini komitmen APEKSI, selain mendorong pertumbuhan ekonomi kota, ekosistem kota cerdas dan sehat, otonomi daerah, juga fokus pada kelompok milenial leadership kota-kota masa depan," jelas dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan