Jakarta: Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny J.A. merilis survei terbaru mereka soal bakal calon presiden yang akan dipilih pada Pilpres 2019. Joko Widodo masih berada di puncak.
"Hasil survei LSI menyebutkan bahwa elektabilitas Jokowi saat ini sebesar 48.5%," kata Peneliti LSI Denny JA, Adjie Alfaraby, dalam jumpa pers di Jakarta Timur, Jumat, 2 Februari 2018.
Adjie menuturkan posisi Jokowi bahkan lebih tinggi dari total pemilihan bakal pesaingnya. Sejumlah kandidat kuat yang melawan Jokowi, yakni Prabowo Subianto, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Anies Baswedan, Gatot Nurmantyo dan lainnya.
"Jika ditotal, jumlah dukungan untuk pesaing Jokowi sebesar 41,2%. Ada 10,3% belum menentukan pilihan," papar Adjie.
Adjie menyebut keunggulan ini lantaran responden puas dengan kerja Jokowi. Mereka yang menyatakan puas sebanyak 70 persen.
Sementara yang menyatakan sangat puas sebanyak 9,3% persen. Jika ditotal, kepuasan terhadap kinerja Jokowi mencapai 74,9%. Hanya, 21,3% responden yang kurang puas.
Meski demikian, Adjie menuturkan, posisi Jokowi belum sepenuhnya aman. Jokowi masih bisa digoyang dalam sejumlah hal. Isu ekonomi, misalnya.
(Baca juga: Survei: Jokowi Masih Dipilih karena Merakyat)
Isu ekonomi yang menjadi perhatian responden ialah mahalnya harga sembako, makin meningkatnya pengangguran dan sulitnya mencari lapangan kerja.
"52% responden menyatakan sembako memberatkan, 54% menyatakan lapangan kerja sulit didapatkan dan 48% menyatakan pengangguran semakin meningkat," kata dia.
Isu lain yang dapat menggoyang posisi Jokowi terkait primodial. Kekuatan dan isu Islam politik menjadi salah satu kajian LSI Denny JA.
Itu dikarenakan ungkapan Jokowi yang pernah mewacanakan pemisahan agama dari politik. Survei menunjukan 40,7% responden tidak setuju jika agama dan politik dipisahkan. Sementara 32,5% responden menyatakan setuju.
Adapun 58,6% responden yang menyatakan agama dan politik harus dipisahkan adalah pendukung Jokowi. Dan, 52,1% responden yang tidak setuju bukan pemilih Jokowi.
"Walaupun Jokowi di segmen ini masih memiliki suara 40,8%, namun, suara mayoritas menunjukan Jokowi tidak ramah dengan isu ini," ujar dia.
(Baca juga: Survei PolMark: Elektabilitas Jokowi 50,2 Persen)
Adapun isu lainnya yang menggoyahkan posisi Jokowi adalah merebaknya buruh dari negara asing yang diterima bekerja di Indonesia hingga ke pelosok daerah di pemerintahan Jokowi. Isu ini dimasukan ke dalam materi survei karena dianggap sangat kuat resistensinya untuk publik.
"Sebesar 58,3% menyatakan tidak suka dengan isu ini dan hanya 13,5% persen yang menyatakan suka atau tidak masalah," pungkas dia.
Dalam survei ini, LSI Denny JA menggunakan teknik multistage random sampling. Sebanyak 1.200 orang diwawancara serentak di 34 provinsi pada 7 Januari hingga 14 Januari 2018. Survei dilengkapi dengan riset kualitatif focus group discussion (FGD), media analisis dan wawancara mendalam. Margin of error 2,9%.
(Baca juga: Survei: Jokowi Mulai Menyalip Prabowo di Jabar)
Jakarta: Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny J.A. merilis survei terbaru mereka soal bakal calon presiden yang akan dipilih pada Pilpres 2019. Joko Widodo masih berada di puncak.
"Hasil survei LSI menyebutkan bahwa elektabilitas Jokowi saat ini sebesar 48.5%," kata Peneliti LSI Denny JA, Adjie Alfaraby, dalam jumpa pers di Jakarta Timur, Jumat, 2 Februari 2018.
Adjie menuturkan posisi Jokowi bahkan lebih tinggi dari total pemilihan bakal pesaingnya. Sejumlah kandidat kuat yang melawan Jokowi, yakni Prabowo Subianto, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Anies Baswedan, Gatot Nurmantyo dan lainnya.
"Jika ditotal, jumlah dukungan untuk pesaing Jokowi sebesar 41,2%. Ada 10,3% belum menentukan pilihan," papar Adjie.
Adjie menyebut keunggulan ini lantaran responden puas dengan kerja Jokowi. Mereka yang menyatakan puas sebanyak 70 persen.
Sementara yang menyatakan sangat puas sebanyak 9,3% persen. Jika ditotal, kepuasan terhadap kinerja Jokowi mencapai 74,9%. Hanya, 21,3% responden yang kurang puas.
Meski demikian, Adjie menuturkan, posisi Jokowi belum sepenuhnya aman. Jokowi masih bisa digoyang dalam sejumlah hal. Isu ekonomi, misalnya.
(Baca juga:
Survei: Jokowi Masih Dipilih karena Merakyat)
Isu ekonomi yang menjadi perhatian responden ialah mahalnya harga sembako, makin meningkatnya pengangguran dan sulitnya mencari lapangan kerja.
"52% responden menyatakan sembako memberatkan, 54% menyatakan lapangan kerja sulit didapatkan dan 48% menyatakan pengangguran semakin meningkat," kata dia.
Isu lain yang dapat menggoyang posisi Jokowi terkait primodial. Kekuatan dan isu Islam politik menjadi salah satu kajian LSI Denny JA.
Itu dikarenakan ungkapan Jokowi yang pernah mewacanakan pemisahan agama dari politik. Survei menunjukan 40,7% responden tidak setuju jika agama dan politik dipisahkan. Sementara 32,5% responden menyatakan setuju.
Adapun 58,6% responden yang menyatakan agama dan politik harus dipisahkan adalah pendukung Jokowi. Dan, 52,1% responden yang tidak setuju bukan pemilih Jokowi.
"Walaupun Jokowi di segmen ini masih memiliki suara 40,8%, namun, suara mayoritas menunjukan Jokowi tidak ramah dengan isu ini," ujar dia.
(Baca juga:
Survei PolMark: Elektabilitas Jokowi 50,2 Persen)
Adapun isu lainnya yang menggoyahkan posisi Jokowi adalah merebaknya buruh dari negara asing yang diterima bekerja di Indonesia hingga ke pelosok daerah di pemerintahan Jokowi. Isu ini dimasukan ke dalam materi survei karena dianggap sangat kuat resistensinya untuk publik.
"Sebesar 58,3% menyatakan tidak suka dengan isu ini dan hanya 13,5% persen yang menyatakan suka atau tidak masalah," pungkas dia.
Dalam survei ini, LSI Denny JA menggunakan teknik multistage random sampling. Sebanyak 1.200 orang diwawancara serentak di 34 provinsi pada 7 Januari hingga 14 Januari 2018. Survei dilengkapi dengan riset kualitatif focus group discussion (FGD), media analisis dan wawancara mendalam. Margin of error 2,9%.
(Baca juga:
Survei: Jokowi Mulai Menyalip Prabowo di Jabar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)