Direktur Ekonomi Digital Dirjen Aplikasi Informatika Kominfo, I Nyoman Adhiarna. Dok. Istimewa
Direktur Ekonomi Digital Dirjen Aplikasi Informatika Kominfo, I Nyoman Adhiarna. Dok. Istimewa

Kominfo-Kemendikbud Berkomitmen Wujudkan Digitalisasi Sektor Pendidikan

Achmad Zulfikar Fazli • 26 Mei 2022 20:15

Menurut Andes, teknologi yang diaplikasikan dalam ranah pendidikan memiliki segudang manfaat. Seperti, meningkatkan skill tenaga pengajar untuk beradaptasi dengan kemajuan teknologi dan memberikan kebahagiaan kepada murid dalam proses belajar, karena teknologi menjadi jembatan para siswa agar bisa memahami pelajaran-pelajaran dengan media yang lebih mengasyikkan dan menumpas kebosanan terhadap kegiatan belajar.
 
“Dalam ini, kami mengusung konsep Community Development Content. Jadi konten-konten yang dibuat terutama dalam Virtual Reality (VR) ini di-develop (dikembangkan) oleh guru-guru sendiri, bukan oleh para development. Karena satu-satunya yang bisa membuat bahagia para anak-anak murid kita, bisa menumbuhkan rasa penasaran terhadap apa yang akan dipelajari itu hanya guru, bukan development,” jelas dia.
 
Dalam mewujudkan pengaplikasian teknologi dalam ranah pendidikan, terang Hasbi, salah satunya adalah menyederhanakan teknologi tersebut. Sebab, bagi sebagian orang, teknologi merupakan hal yang asing dan cenderung memiliki ketakutan mempelajari hal baru.

“Hal yang paling pertama kita lakukan agar teknologi ini dapat diterima oleh bapak ibu guru adalah men-simplified teknologinya sampai ke tingkat yang sangat-sangat-sangat simple, sampai bisa dibilang invisible. Jadi sebenarnya, technology just a tool. Guru murid menyampaikan materi, berinteraksi, berkolaborasi. Jangan sampai guru dan murid disibukkan untuk belajar teknologi-nya,” ujar dia.
 
Kemudian, materi terakhir di hari kedua dibawakan CEO sekolah.id, Hendry Cahya Irawan, dan Product Manager Pahamify, Ferry Fadli, yang membuka diskusi mengenai pemetaan potensi siswa dan membahas lebih dalam perihal urgensi dari pemetaan potensi siswa terutama pascasekolah, serta bagaimana perkembangan metode pemetaan potensi siswa dari tahun ke tahun.
 
Menurut Hendry, sudah terdapat beberapa sekolah yang menerapkan sistem untuk memetakan potensi siswa sebelum masuk ke sekolah tersebut untuk membagi potensi-potensi alamiah siswa. Selain, itu, dalam Kurikulum Merdeka yang menjadi program prioritas Kemendikbudristek, menurut dia, sudah dipersiapkan untuk melaksanakan metode pemetaan potensi siswa ini, dan Sekolah.id sudah mempunyai model melakukan pembelajaran dengan sistem differential atau penidaksamaan materi yang diajarkan ke masing-masing siswa.
 
“Bagaimana cara me-mapping-kan, yakni dengan menggunakan alat untuk mengetahui (potensi) siswa tersebut. Kedua, setelah mapping dilakukan, guru dipaksa untuk mencoba menerapkan pembelajaran dengan sistem differential. Karena anak-anak murid kita itu, kan, heterogen. Kita enggak bisa membuat mereka sama,” jelas dia.
 
Baca: Program Digitalisasi Jokowi Disebut Tingkatkan Kualitas SDM Milenial
 
Hendry menutup serangkaian acara ini dengan sebuah pesan kepada para guru untuk terus belajar mengembangkan sektor pendidikan, terutama dalam pengaplikasian teknologi dalam pendidikan. Sehingga kelak siswa siswi Indonesia bisa lebih hebat daripada guru yang mengajarnya sekarang.
 
“Dari Bapak Ibu gurulah, anak-anak kita akan menjadi anak anak hebat. Jika kita tidak menjadi guru hebat, mungkin anak anak kita akan sulit menjadi hebat. Jadi, guru yang hebat akan menghasilkan anak-anak yang hebat juga. Jadi, saya ucapkan terimakasih kepada guru-guru sekalian yang metal (melek digital), agar anak anak kita kelak lebih metal (melek digital) daripada Bapak Ibu gurunya,” ujar dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan