Direktur Ekonomi Digital Dirjen Aplikasi Informatika Kominfo, I Nyoman Adhiarna. Dok. Istimewa
Direktur Ekonomi Digital Dirjen Aplikasi Informatika Kominfo, I Nyoman Adhiarna. Dok. Istimewa

Kominfo-Kemendikbud Berkomitmen Wujudkan Digitalisasi Sektor Pendidikan

Achmad Zulfikar Fazli • 26 Mei 2022 20:15
Bali: Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) berkolaborasi dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi serta Dinas Pendidikan dan Olahraga Provinsi Bali membuka kegiatan Kick Off Transformasi Digital Pendidikan di Bali. Tenaga pengajar diharapkan bisa beradaptasi dengan teknologi, demi menciptakan suasana belajar yang lebih efektif dan menyenangkan dengan bantuan teknologi, meskipun peran guru tidak bisa digantikan teknologi.
 
“Kami menyambut baik (penggunaan teknologi dalam sektor pendidikan) ini, karena kami percaya tidak ada yang bisa menggantikan peran Bapak Ibu guru, secanggih apa pun peran teknologi tersebut. Teknologi hanya sebagai sarana pendukung pembelajaran yang lebih efektif dan menyenangkan,” ujar Direktur Ekonomi Digital Dirjen Aplikasi Informatika Kominfo, I Nyoman Adhiarna, dalam keterangan tertulis, Kamis, 26 Mei 2022.
 
Direktur Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus Dirjen GTK Kemendikbudristek, Yaswardi, menjelaskan program prioritas seperti Merdeka Belajar, Guru Penggerak, dan Kurikulum Merdeka yang diinisiasi Kemendikbud merupakan upaya dalam mewujudkan pendidikan berkualitas berbasis teknologi di seluruh Indonesia.

“Jadi konteks program-program prioritas (Kemendikbud) ini dalam rangka menyiapkan Pendidikan berkualitas dari Sabang sampai Marauke, tanpa terkecuali, termasuk dalam wilayah 3T. Namun, Kemendikbudristek tidak sendirian dalam menjalankan program-programnya, banyak mitra-mitra taktik strategis kita yang hebat, baik itu pemerintah provinsi, kabupaten dan kota, maupun mitra-mitra lainnya,” jelas dia.
 
Kepala Balai Guru Penggerak Provinsi Bali, I Wayan Surata, mengatakan sekilas program Balai Guru Penggerak (BGP) salah satu dari program prioritas Kemendikbudristek, yang bertempat di Denpasar, Bali, sebagai tempat untuk berdiskusi mengenai pengembangan program guru dan tenaga kependidikan (GTK).
 
“Inilah (BGP) tempat kita nanti untuk berdiskusi tentang pengembangan dan pemberdayaan guru dan tenaga kependidikan (GTK). Jadi para guru yang biasanya bergerak sendiri, sekarang mempunya wadah untuk manggung yakni BGP,” papar dia.
 
Materi tentang transformasi digital pendidikan Indonesia disampaikan tim transformasi digital Kantor Staf Dirjen Direktorat Jenderal GTK Kemendikbud, Bambang Saras Yulistiawan, yang dimulai dari saat terjadinya pandemi covid-19 pada 2020 yang memaksa untuk beradaptasi dengan teknologi, termasuk pada sektor pendidikan.
 
“Proses dalam beradaptasi dengan teknologi tidak semudah yang kita bayangkan. Adaptasi dan fasilitasi teknologi kita berikan kepada guru-guru, namun tidak merata karena banyaknya keterbatasan dari pemerintah sendiri ke berbagai daerah, terutama yang tidak memiliki akses internet memadai,” papar dia.
 
Baca: Guru Dituntut Kuasai Media Pembelajaran Berteknologi Digital
 
Namun, jelas dia, lambat laun sudah banyak daerah secara masif yang dapat mengimbangi perkembangan teknologi untuk proses belajar. Guru-guru sudah mulai dapat mengadaptasi teknologi dengan baik dan bisa mengimplementasikannya kepada siswa siswinya.
 
“Ekosistem pembelajaran digital kini sudah ada di hampir setiap sekolah. Jadi, pada saat ini, adanya kolaborasi kita dengan Kementerian Kominfo ini menjadi langkah besar bagi kita untuk bisa menyentuh pihak-pihak yang masih membutuhkan bantuan lebih terkait adaptasi teknologi di sektor pendidikan, sehingga talenta-talenta digital seperti ini dapat terus tumbuh berkembang di semua sekolah yang ada di Indonesia,” ujar dia.
 
Materi pertama pada Rabu, 25 Mei 2022, dibawakan dua narasumber sekaligus, yakni Managing Director Millealab, Andes Rizky, dan Founder & CEO Assemblr, Hasbi Asyadiq, yang membuka diskusi seputar teknologi pendidikan menggunakan Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR).
 
“Kalau ditanya (perihal) urgensi apa yang nanti Bapak dan Ibu dapatkan, baik itu nanti konteksnya virtual reality, augmented reality, mixed reality, hologram, dan sebagainya, itu yang akan dipakai oleh generasi-generasi di bawah kita, yaitu anak-anak didik kita. Dan bahkan ketika anak didik kita nanti sudah dewasa, sudah menikah, anaknya (nanti), cucu didik kita, mereka yang akan memakai teknologi ini secara masif, seperti kita memakai handphone sekarang,” papar Andes.
 
 
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan