Guru Besar UNPAD Romli Atmasasmita (kanan) bersama Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi KPK M .Yasin saat menjadi pembicara dalam diskusi di Gedung DPD, Jakarta, Kamis/11/09/2008. Foto: MI/Agung Wibowo
Guru Besar UNPAD Romli Atmasasmita (kanan) bersama Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi KPK M .Yasin saat menjadi pembicara dalam diskusi di Gedung DPD, Jakarta, Kamis/11/09/2008. Foto: MI/Agung Wibowo

Romli Atmasasmita: Presiden Harus Percaya Pada Pansel KPK

Antara • 27 Agustus 2019 18:39
Jakarta: Sejumlah tokoh dan pegiat antikorupsi ramai-ramai mengkritik Panitia Seleksi Calon Pimpinan KPK (Pansel Capim KPK) karena meloloskan kandidat bermasalah. Mereka yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Sipil menganggap keputusan pansel KPK menujukkan tidak berkeinginan memperkuat pemimpin KPK periode 2019-2023.
 
Pasalnya, beberapa nama dari 20 kandidat Capim KPK yang lolos diduga memiliki rekam jejak buruk. Bahkan, Koalisi Masyarakat Sipil menganggap Pansel KPK telah memberikan ‘karpet merah’ bagi calon dari institusi Polri dan kejaksaan.
 
Namun mantan Ketua Tim Perumus Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi (UU KPK) Romli Atmasasmita tak sepakat dengan tudingan yang dilayangkan terhadap Pansel KPK. Romli mengatakan, Pansel Capim KPK sejauh ini sudah meloloskan calon-calon terbaik.
 
"Saya kenal baik beberapa calonnya, saya tahu bagaimana kinerja mereka. Mereka baik-baik semua. Saya dukung keputusan Pansel Pimpinan KPK sepenuhnya," ujar Romli, Selasa, 27 Agustus 2019.

Baca juga: Integritas Pansel Capim KPK Dipertanyakan
 
Romli berharap Presiden Joko Widodo (Jokowi) tetap percaya pada Pansel yang dipimpin Yenti Garnasih tersebut. Dia mengatakan sangat aneh bila Presiden tidak percaya pada tim yang dibentuknya sendiri. Apalagi karena opini sejumlah pihak yang menyebut Pansel Capim KPK tidak peka terhadap masukan masyarakat.
 
"Opini-opini itu muncul karena sosok yang mereka unggulkan jadi pimpinan KPK malah tidak lolos seleksi," ucap Romli.
 
Menurut Romli, proses seleksi calon pimpinan KPK sudah bagus, apalagi ditambah dengan wawancara yang terbuka untuk publik.
 
Romli mengatakan proses wawancara terbuka bagi Capim KPK merupakan hal baru yang menunjukkan bahwa Pansel turut menyertakan publik dalam memilih Capim KPK.
 
"Dulu tidak pernah ada wawancara terbuka untuk publik ini, kalau sudah lolos ya sudah tidak pakai wawancara terbuka," kata Romli yang juga salah seorang pendiri KPK.
 
Baca juga: Polri Meyakini Pansel KPK Tak Memiliki Konflik Kepentingan
 
Kritikan keras terus dilayangkan sejumlah pihak, khususnya koalisi masyarakat sipil terhadap keputusan pansel yang meloloskan 20 capim KPK dari tes profile assestment. Pansel dinilai tidak serius menyeleksi para capim.
 
Koalisi masyarakat sipil menilai beberapa nama dari 20 kandidat memiliki rekam jejak yang buruk. Bahkan, pansel juga santer disebut memberikan ‘karpet merah’ bagi calon dari institusi Polri dan Kejaksaan.
 
Penilaian ini diperkuat oleh catatan hitam ke-20 calon yang dirilis KPK beberapa waktu lalu. Dalam catatan itu, KPK menemukan ketidakpatuhan pelaporan LHKPN hingga dugaan penerimaan gratifikasi dari beberapa calon.
 
Tak hanya itu, Komisi Antikorupsi mencatat adanya dugaan perbuatan melanggar hukum lain yang pernah dilakukan sejumlah calon, misalnya pelanggaran etik. Sayangnya, KPK belum membeberkan nama-nama yang dimaksud.
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MBM)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan