Jakarta: Indonesia Police Watch (IPW) menilai pelantikan Komjen Mochamad Iriawan sebagai Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat berdampak negatif bagi purnawirawan Polri yang mengikuti Pilkada. Masyarakat menilai kepolisian arogan karena mengambil jatah birokrat sipil.
"Berbagai kelompok masyarakat yang ditemui menegaskan Polri makin arogan dan tidak profesional, sehingga mereka khawatir jajaran kepolisian tidak akan netral dalam pilgub 2018, terutama di daerah yang diikuti pasangan calon dari kepolisian," kata Ketua Presidium IPW Neta S Pane di Jakarta, Selasa, 19 Juni 2018.
Baca juga: Ombudsman Pertanyakan Keabsahan Pelantikan Iriawan
Dari hasil penelitian IPW, masyarakat enggan memilih calon kepala daerah yang berasal dari institusi Bhayangkara. Pelantikan jenderal polisi aktif sebagai Pj Gubernur Jabar diyakini menghambat elektabilitas purnawiraran Polri di pilkada.
"Mereka sudah bekerja keras berbulan-bulan tapi hasilnya sia sia karena kalah akibat adanya aksi 'pemaksaan' pati Polri menjadi Pj Gubernur Jabar," tukas Neta.
Menurutnya, polisi aktif tidak boleh turut ke dalam kancah perpolitikan. Selain menyalahi peraturan perundang-undangan, kehadiran anggota Polri aktif dalam politik juga ditengarai untuk kepentingan politik kelompok tertentu.
"Seharusnya dalam proses pilkada, Polri jangan mau ditarik-tarik elite tertentu ke wilayah yang tidak jelas, apalagi sampai melanggar UU Polri segala," kata Neta.
Baca juga: Fadli: Pelantikan Iriawan Hanya Dagelan Politik Pemerintah
Seharusnya, ungkap dia, momentum pemilu, pilkada, dan pilpres dijadikan barometer untuk mengukur tingkat kepercayaan publik terhadap kepolisian. "Tapi akibat ada kasus Pj Gubernur Jabar ini, semua polisi yang ikut pilgub bakal keok dalam pertarungan," tuturnya.
Iriawan akan menjadi Pj Gubernur hingga pemenang Pilkada Jabar dilantik. Gubernur Jabar Ahmad Heryawan memasuki akhir masa jabatan pada 14 Juni 2018. Sejak hari itu, Mendagri menunjuk Sekda Jabar Iwa Karniwa sebagai pelaksana harian gubernur.
Jakarta: Indonesia Police Watch (IPW) menilai pelantikan Komjen Mochamad Iriawan sebagai Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat berdampak negatif bagi purnawirawan Polri yang mengikuti Pilkada. Masyarakat menilai kepolisian arogan karena mengambil jatah birokrat sipil.
"Berbagai kelompok masyarakat yang ditemui menegaskan Polri makin arogan dan tidak profesional, sehingga mereka khawatir jajaran kepolisian tidak akan netral dalam pilgub 2018, terutama di daerah yang diikuti pasangan calon dari kepolisian," kata Ketua Presidium IPW Neta S Pane di Jakarta, Selasa, 19 Juni 2018.
Baca juga:
Ombudsman Pertanyakan Keabsahan Pelantikan Iriawan
Dari hasil penelitian IPW, masyarakat enggan memilih calon kepala daerah yang berasal dari institusi Bhayangkara. Pelantikan jenderal polisi aktif sebagai Pj Gubernur Jabar diyakini menghambat elektabilitas purnawiraran Polri di pilkada.
"Mereka sudah bekerja keras berbulan-bulan tapi hasilnya sia sia karena kalah akibat adanya aksi 'pemaksaan' pati Polri menjadi Pj Gubernur Jabar," tukas Neta.
Menurutnya, polisi aktif tidak boleh turut ke dalam kancah perpolitikan. Selain menyalahi peraturan perundang-undangan, kehadiran anggota Polri aktif dalam politik juga ditengarai untuk kepentingan politik kelompok tertentu.
"Seharusnya dalam proses pilkada, Polri jangan mau ditarik-tarik elite tertentu ke wilayah yang tidak jelas, apalagi sampai melanggar UU Polri segala," kata Neta.
Baca juga:
Fadli: Pelantikan Iriawan Hanya Dagelan Politik Pemerintah
Seharusnya, ungkap dia, momentum pemilu, pilkada, dan pilpres dijadikan barometer untuk mengukur tingkat kepercayaan publik terhadap kepolisian. "Tapi akibat ada kasus Pj Gubernur Jabar ini, semua polisi yang ikut pilgub bakal keok dalam pertarungan," tuturnya.
Iriawan akan menjadi Pj Gubernur hingga pemenang Pilkada Jabar dilantik. Gubernur Jabar Ahmad Heryawan memasuki akhir masa jabatan pada 14 Juni 2018. Sejak hari itu, Mendagri menunjuk Sekda Jabar Iwa Karniwa sebagai pelaksana harian gubernur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(HUS)