Direktur Jenderal Komunikasi dan Informasi (IKP) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Usman Kansong dalam temu media persiapan Indonesia menjadi tuan rumah GPDRR, Jakarta. Dok Instimewa
Direktur Jenderal Komunikasi dan Informasi (IKP) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Usman Kansong dalam temu media persiapan Indonesia menjadi tuan rumah GPDRR, Jakarta. Dok Instimewa

Kominfo: GPDRR Momentum Kolaborasi untuk Tangguh Bencana

Achmad Zulfikar Fazli • 10 Maret 2022 18:14
Jakarta: Indonesia akan menjadi tuan rumah konferensi kebencanaan internasional, Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) 7th pada tahun ini. Forum internasional ini menjadi momentum memperkuat mitigasi dan penanggulangan bencana secara global dan nasional.
 
“Forum GPDRR menjadi ajang kolaborasi untuk tangguh bencana. Indonesia dan seluruh negara di dunia membahas pentingnya mitigasi dan pengurangan risiko bencana dalam upaya mencapai ketangguhan bencana dan pembangunan yang berkelanjutan,” ujar Direktur Jenderal Komunikasi dan Informasi (IKP) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Usman Kansong, dalam temu media persiapan Indonesia menjadi tuan rumah GPDRR, Jakarta, Kamis, 3 Maret 2022.
 
Usman mengatakan sebagai tuan rumah GPDRR, secara langsung akan berkontribusi terhadap kebangkitan ekonomi lokal, khususnya di Pulau Dewata, Bali. Sebab, acara GPDRR akan digelar di Bali.

Usman menyampaikan selama ini Bali sebagai provinsi yang mengandalkan sektor wisata untuk menggerakkan ekonomi sangat terdampak akibat pandemi covid-19. “Setelah GPDRR, event Presidensi G20 juga akan dilakukan di Bali. Berbagai event yang diselenggarakan di Bali akan memulihkan parisiwata Bali, menumbuhkan kembali perekonomian di Bali,” kata dia.
 
Usman menambahkan pemerintah mengajak masyarakat untuk menyambut kegiatan GPDRR dan mengawal kegiatan ini hingga sukses. Melalui kegiatan GPDRR, pemerintah dan masyarakat dapat membuat banyak program untuk mengurangi risiko bencana, agar dampak dari bencana dapat dikendalikan.  
 
Menurut dia, peran media sangat penting untuk mengedukasi masyarakat agar siap menghadapi bencana yang tidak bisa diprediksi kapan datangnya. “Media kita harapkan bukan membuat panik masyarakat tapi mengedukasi masyarakat agar masyarakat siap menghadapi bencana. Kita hidup di ring of fire, wilayah rawan bencana. Karena itu kita harus siap menghadapi bencana,” ujar Usman.
 
Baca: BMKG Kembangkan Pemodelan Tsunami Merah Putih
 
Usman memberikan perbandingan mitigasi bencana saat gempa yang terjadi di Yogyakarta dan Jepang beberapa waktu lalu. Kekuatan gempa di Yogyakarta dan Jepang memiliki kekuatan yang serupa. Namun korban jiwa yang berjatuhan antara Yogyakarta dan Jepang sangat timpang.
 
Jepang, kata Usman, lebih siap menghadapi bencana gempa. Oleh karena itu, Usman berharap agenda GPDRR dapat diberitakan dengan baik oleh media agar masyarakat teredukasi dengan baik saat menghadapi bencana.
 
“Targetnya kita mendapatkan akseptabilitas atau penerimaan dari masyarakat, agar event ini bermanfaat bagi masyarakat, dalam konteks menghadapi bencana,” kata dia.
 
 

Sementara itu, Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB, Raditya Jati, mengatakan menjadi tuan rumah GPDRR memiliki nilai strategis global. Menjadi tuan rumah merupakan refleksi kepercayaan komunitas internasional atas kepemimpinan Indonesia dalam isu kebencanaan.
 
"Indonesia menjadi tuan rumah GPDRR pertama di kawasan Asia Pasifik dan negara kedua di luar Jenewa, Swiss," kata dia.
 
GPDRR diperkirakan berlangsung secara tatap muka. GPDRR adalah acara yang inklusi dengan kemungkinan partisipasi yang luas dan beragam.
 
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Widiarsi Agustina menjelaskan forum GPDRR adalah pertemuan kemanusiaan, membahas tentang perubahan perilaku masyarakat umum dalam memitigasi bencana alam. GPDRR, terang dia, menjadi momentum untuk membangun social movement, kesadaran, dan perubahan perilaku masyarakat dalam menghadapi bencana alam.
 
“Hasil dari pembahasan di GPDRR menjadi roh untuk mencegah kerusakan (akibat bencana) yang akan terjadi di kemudian hari,” ujar dia.
 
Pada kesempatan yang sama, Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Bali I Made Rentin menegaskan Bali siap menjadi tuan rumah GPDRR 7th. Penurunan kasus covid-19 di Bali cukup signifikan, termasuk angka kesembuhan yang dalam tren baik.
 
Dia menyampaikan hotel-hotel di Bali juga sudah bersertifikasi untuk kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi bencana, seperti gempa bumi dan tsunami. Hotel-hotel yang bersertifikat kesiapsiagaan untuk menggaransi kenyamanan bagi para wisatawan yang datang ke Bali.
 
“Satgas BPBD bersama Dinkes Bali juga berperan aktif langsung mengawal penerapan protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19. Inti dari pertemuan GPDRR adalah semangat menyelamatkan jiwa manusia. Bali siap mengawal dan menjadi tuan rumah,” ujar dia.
 
Baca: 1 Titik di Tol Pandaan-Malang Berpotensi Longsor Susulan
 
GPDRR 7Th 2022 diperkirakan diikuti 5 ribu-6 ribu peserta dari 193 negara dan diusulkan mengundang Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres. Pelaksanaan Prepday Conference di Bali International Conference Center pada 23-24 Mei 2022 dan Pelaksanaan Conference di Bali Nusa Dua Convention Centre pada 25-27 Mei 2022.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan