Jakarta: Penyebaran paham radikal dari kelompok Negara Islam Indonesia (NII) di Kabupaten Garut, Jawa Barat, mengkhawatirkan. Paham ini disebut menyebar hampir di seluruh kecamatan.
Pemikir kebinekaan, Sukidi, menjelaskan penyebab utamanya. Masyarakat mudah terpapar paham radikalisme akibat ketimpangan sosial.
"Kelompok ini adalah kelompok yang pendidikannya serba terbatas dan kemungkinan tidak menikmati pembangunan yang pemerintah jalankan," kata Sukidi dalam tayangan Metro Pagi Primetime, Metro TV, Jumat, 4 Februari 2022.
Menurutnya, cara terbaik mengikis radikalisme dan terorisme adalah dengan memberikan pekerjaan dan penghidupan yang layak. Agar mereka mampu bekerja dan menghidupi keluarga.
"Kemiskinan, keterbelakangan, dan kesenjangan sosial terkadang menjadi sumber dari tumbuhnya radikalisme dan terorisme," kata dia.
Baca: BNPT Sebut Pengikut NII di Indonesia Mencapai 170 Ribu Orang
Menurutnya, pemerintah harus bertanggung jawab mewujudkan amanah konstitusi dengan memberi penghidupan dan pekerjaan yang layak bagi warga negara yang tertinggal. Hal ini pun, kata dia, merupakan tanggung jawab organisasi masyarakat seperti Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah.
"Saya kira itu yang perlu kita jadikan tugas bersama. Agar dakwah mereka (NU dan Muhammadiyah) lebih menjangkau kelompok yang belum bisa menerima ideologi Pancasila secara penuh," kata Sukidi.
Sebelumnya, Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Garut Kiai Ahjeng Abdul Wahid mengatakan pemahaman radikal di Garut muncul terang-terangan maupun tersembunyi. Sebanyak 41 dari 42 kecamatan diduga telah disusupi penyebaran paham NII.
"Yang tidak terlihat cuma satu. Yang tidak kita ketemukan satu kecamatan. Kan kegiatannya ada yang terbuka dan ada yang tertutup," kata Ahjeng Abdul Wahid dalam program Primetime News di Metro TV, Sabtu 22 Januari 2022.
Baca: NU: Paham NII Menyebar Terang-terangan di Garut
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyebut ada ratusan ribu pengikut organisasi NII yang tersebar di wilayah Tanah Air. Data itu didapatkan dari intelijen dan keterangan beberapa simpatisan yang telah bertaubat.
"Estimasinya di angka 170 ribu orang," kata Direktur Pencegahan BNPT Brigjen Ahmad Nurwakhid kepada Medcom.id, Kamis, 27 Januari 2022.
Menurut Ahmad, ratusan ribu orang itu tersebar di DKI Jakarta; Garut, Jawa Barat; Lampung; dan daerah lainnya. Jumlah itu belum termasuk simpatisan NII. (Fauzi Pratama Ramadhan)
Jakarta: Penyebaran paham
radikal dari kelompok
Negara Islam Indonesia (NII) di Kabupaten Garut, Jawa Barat, mengkhawatirkan. Paham ini disebut menyebar hampir di seluruh kecamatan.
Pemikir kebinekaan, Sukidi, menjelaskan penyebab utamanya. Masyarakat mudah terpapar paham
radikalisme akibat ketimpangan sosial.
"Kelompok ini adalah kelompok yang pendidikannya serba terbatas dan kemungkinan tidak menikmati pembangunan yang pemerintah jalankan," kata Sukidi dalam tayangan Metro Pagi Primetime,
Metro TV, Jumat, 4 Februari 2022.
Menurutnya, cara terbaik mengikis radikalisme dan terorisme adalah dengan memberikan pekerjaan dan penghidupan yang layak. Agar mereka mampu bekerja dan menghidupi keluarga.
"Kemiskinan, keterbelakangan, dan kesenjangan sosial terkadang menjadi sumber dari tumbuhnya radikalisme dan terorisme," kata dia.
Baca:
BNPT Sebut Pengikut NII di Indonesia Mencapai 170 Ribu Orang
Menurutnya, pemerintah harus bertanggung jawab mewujudkan amanah konstitusi dengan memberi penghidupan dan pekerjaan yang layak bagi warga negara yang tertinggal. Hal ini pun, kata dia, merupakan tanggung jawab organisasi masyarakat seperti Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah.
"Saya kira itu yang perlu kita jadikan tugas bersama. Agar dakwah mereka (NU dan Muhammadiyah) lebih menjangkau kelompok yang belum bisa menerima ideologi Pancasila secara penuh," kata Sukidi.
Sebelumnya, Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Garut Kiai Ahjeng Abdul Wahid mengatakan pemahaman radikal di Garut muncul terang-terangan maupun tersembunyi. Sebanyak 41 dari 42 kecamatan diduga telah disusupi penyebaran paham NII.
"Yang tidak terlihat cuma satu. Yang tidak kita ketemukan satu kecamatan. Kan kegiatannya ada yang terbuka dan ada yang tertutup," kata Ahjeng Abdul Wahid dalam program Primetime News di
Metro TV, Sabtu 22 Januari 2022.
Baca:
NU: Paham NII Menyebar Terang-terangan di Garut
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyebut ada ratusan ribu pengikut organisasi NII yang tersebar di wilayah Tanah Air. Data itu didapatkan dari intelijen dan keterangan beberapa simpatisan yang telah bertaubat.
"Estimasinya di angka 170 ribu orang," kata Direktur Pencegahan BNPT Brigjen Ahmad Nurwakhid kepada
Medcom.id, Kamis, 27 Januari 2022.
Menurut Ahmad, ratusan ribu orang itu tersebar di DKI Jakarta; Garut, Jawa Barat; Lampung; dan daerah lainnya. Jumlah itu belum termasuk simpatisan NII.
(Fauzi Pratama Ramadhan) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)