Jakarta: Ketua DPP PDIP Andreas Hugo Pereira memberi pesan agar partai non-pengusung Jokowi-Ma'ruf tak takut menjadi oposisi. Juga, tak memaksakan diri agar masuk dalam kabinet kerja lima tahun ke depan.
"Oposisi itu pilihan masing-masing lah. Toh tidak menjadi partai yang ada di dalam pemerintahan, partai tidak akan bubar," kata Andreas di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa 16 Juli 2019.
Menurut dia, untuk mendapatkan simpati dari rakyat butuh konsistensi. Salah satunya konsistensi dalam sikap politik. Apalagi, Presiden Jokowi secara tegas menyatakan butuh penyeimbang dalam pemerintahannya.
"Selama 10 tahun PDIP menjadi partai di luar pemerintahan pun ya rakyat tetap menghormati PDIP. Dan akhirnya terbukti bahwa rakyat kembali memilih PDIP," tegas Andreas.
Baca juga: PKS Komitmen Jadi Oposisi
Anggota Komisi I DPR itu menyarankan partai-partai seperti Gerindra, PKS, Demokrat, dan PAN tetap konsisten berada di luar pemerintahan. Peran oposisi yang konstruktif pun telah disampaikan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto saat bertemu dengan Presiden Joko Widodo.
"Pak Prabowo juga menyampaikan, bahwa akan melakukan kritik-kritik konstruktif terhadap pemerintah. Itu kan adalah sinyal keinginan Partai Gerindra untuk di luar pemerintahan," pungkasnya.
Presiden terpilih Joko Widodo sebelumnya berharap partai politik yang memilih menjadi oposisi mampu menjadi penyeimbang yang membangun. Ia mengingatkan, menjadi oposisi bukan berarti harus menimbulkan kebencian di tengah masyarakat.
"Menjadi oposisi itu juga sangat mulia. Silakan (menjadi oposisi), asal jangan oposisi menimbulkan dendam. Asal jangan oposisi menimbulkan kebencian. Apalagi disertai dengan hinaan, cacian, dan makian," kata Jokowi dalam pidatonya di acara Visi Indonesia di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Minggu, 14 Juli 2019.
PPP: Fungsi Penyeimbang Efektif dari Luar Pemerintahan
Jakarta: Ketua DPP PDIP Andreas Hugo Pereira memberi pesan agar partai non-pengusung Jokowi-Ma'ruf tak takut menjadi oposisi. Juga, tak memaksakan diri agar masuk dalam kabinet kerja lima tahun ke depan.
"Oposisi itu pilihan masing-masing lah. Toh tidak menjadi partai yang ada di dalam pemerintahan, partai tidak akan bubar," kata Andreas di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa 16 Juli 2019.
Menurut dia, untuk mendapatkan simpati dari rakyat butuh konsistensi. Salah satunya konsistensi dalam sikap politik. Apalagi, Presiden Jokowi secara tegas menyatakan butuh penyeimbang dalam pemerintahannya.
"Selama 10 tahun PDIP menjadi partai di luar pemerintahan pun ya rakyat tetap menghormati PDIP. Dan akhirnya terbukti bahwa rakyat kembali memilih PDIP," tegas Andreas.
Baca juga:
PKS Komitmen Jadi Oposisi
Anggota Komisi I DPR itu menyarankan partai-partai seperti Gerindra, PKS, Demokrat, dan PAN tetap konsisten berada di luar pemerintahan. Peran oposisi yang konstruktif pun telah disampaikan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto saat bertemu dengan Presiden Joko Widodo.
"Pak Prabowo juga menyampaikan, bahwa akan melakukan kritik-kritik konstruktif terhadap pemerintah. Itu kan adalah sinyal keinginan Partai Gerindra untuk di luar pemerintahan," pungkasnya.
Presiden terpilih Joko Widodo sebelumnya berharap partai politik yang memilih menjadi oposisi mampu menjadi penyeimbang yang membangun. Ia mengingatkan, menjadi oposisi bukan berarti harus menimbulkan kebencian di tengah masyarakat.
"Menjadi oposisi itu juga sangat mulia. Silakan (menjadi oposisi), asal jangan oposisi menimbulkan dendam. Asal jangan oposisi menimbulkan kebencian. Apalagi disertai dengan hinaan, cacian, dan makian," kata Jokowi dalam pidatonya di acara Visi Indonesia di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Minggu, 14 Juli 2019.
PPP: Fungsi Penyeimbang Efektif dari Luar Pemerintahan Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(MEL)