Ketua DPR RI Puan Maharani. Foto: DPR
Ketua DPR RI Puan Maharani. Foto: DPR

Puan Ajak Mahasiswa Lawan Fenomena Post-Truth dengan Gerakan Hantam Hoaks

Juven Martua Sitompul • 14 Juli 2022 19:22
Jakarta: Ketua DPR Puan Maharani menyoroti maraknya fenomena post-truth, terutama di masa pandemi covid-19. Dia mengajak mahasiswa melawan fenomena yang merupakan era di mana kebohongan dapat menyamar menjadi kebenaran itu lewat gerakan hantam hoaks.
 
"Fenomena post-truth sudah seperti pandemi, dia menyebar secara cepat dan global, serta dapat menjangkiti siapa pun tanpa pandang bulu," kata Puan saat menjadi pembicara dalam Webinar Internasional Prodi Psikologi Institut Agama Islam Negeri Syaikh Abdurrahman Siddik (IAIN SAS), Bangka Belitung, Kamis, 14 Juni 2022.
 
Menurut Puan, saat ini banyak terjadi orang dari kelompok masyarakat mana pun dan tingkat pendidikan apa pun dengan mudah terjangkit post-truth. Mereka cenderung mengabaikan fakta dan etika dalam berpendapat dan lebih menyepakati hal-hal yang dekat dengan keyakinan pribadinya.

"Di dunia post-truth, yang berjaya adalah hoaks dan teori konspirasi yang tidak berdasar fakta tetapi tersebar dengan luas dan dipercaya banyak orang. Dan ketika ingin diluruskan malah bersembunyi di balik istilah kebebasan berpendapat," kata perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR itu.
 
Mantan Menko PMK menyebut banyak orang secara tidak sadar melakukan tindakan konfirmasi bias yang merupakan kecenderungan mencari bukti-bukti untuk mendukung pendapat atau kepercayaannya. Tindakan tersebut dilakukan dengan mengabaikan bukti-bukti empiris yang menyatakan sebaliknya.
 
"Bahkan tidak berlebihan jika kita mengatakan Indonesia sebenarnya masih dalam kondisi darurat hoaks. Sepanjang 2021 saja, pemerintah menyebutkan sudah memblokir ratusan ribu konten di media sosial dan internet karena masuk dalam kategori hoaks," ucap Puan.
 

Baca: 5.903 Sebaran Hoaks Covid-19 Dibasmi Kominfo


Dalam diskusi bertajuk ‘Fenomena Post-Truth Pada Masa Covid 19’ itu, Puan menyebut post-truth mengambil energi dari rasa ketakutan dan kecemasan masyarakat. Sebab, Post-truth dimulai dengan menanam benih keraguan di hati masyarakat dan kemudian bertumbuh besar dengan pupuk ketakutan.
 
"Ketakutan itu menjadi semakin cepat membesar besar terlebih di dalam situasi seperti pandemi covid-19 yang dapat berujung kepada munculnya kepanikan publik dan dekadensi trust. Kita lihat saat di awal covid-19 masuk ke Indonesia sempat terjadi panic buying, orang saling mencurigai dan banyak hal negatif lainnya terjadi karena hoaks merajalela di media sosial dan aplikasi chat," kata Puan.
 
Menurut Puan, post-truth jugalah yang menyebabkan munculnya fenomena di mana sebagian orang tidak percaya bahwa covid-19 nyata. Kelompok tersebut menganggap covid-19 adalah konspirasi belaka sehingga ada yang tidak mau menjaga protokol kesehatan.
 
"Akibatnya, angka penularan covid-19 meningkat serta bisa berujung kepada hilangnya nyawa seseorang. Ikhtiar kebangsaan kita untuk melawan covid-19 dengan melakukan vaksinasi pun turut terpengaruhi oleh post-truth," ujar Puan.
 
 
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan