medcom.id, Jakarta: Partai Gerindra tak melihat hasil survei yang dikeluarkan SMRC sebagai patokan, jelang Pilpres 2019. Dalam hasil survei tersebut, tingkat elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto masih kalah dari tingkat elektabilitas Presiden Joko Widodo.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mengatakan, sebagai incumbent, wajar jika Jokowi mendapat hasil survei hingga 38,9 persen. Hasil tersebut jauh meninggalkan Prabowo yang hanya mengumpulkan 12,0 persen di posisi kedua. Kewajaran itu, kata dia, terlihat dari gencarnya pemberitaan Jokowi di media massa.
"Incumbent itu dapat porsi peliputan dan keliling daerah sangat maksimal," kata Fadli saat ditemui di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu 7 Oktober 2017.
Baca: Elektabilitas Jokowi Diprediksi Tembus 50% di Akhir 2017
Namun begitu, menurut Fadli, angka 30 persen dengan masifnya pemberitaan masih tergolong rendah. Hal itu, kata dia, menunjukkan responsnya tidak positif.
Melihat hal tersebut, Fadli menganggap hal tersebut merupakan peluang Prabowo. Apalagi, saat ini Prabowo belum berkeliling untuk menyosialisasikan diri untuk maju dalam Pilpres 2019.
Tidak hanya itu, Fadli juga berkaca pada pengalaman Pilkada DKI 2017. Saat itu, sebelum masa Pilkada, Basuki Tjahaja Purnama yang saat itu menjadi calon incumbent unggul jauh dari para pesaingnya. Namun, di akhir, malah pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno yang diusung Gerindra yang justru memenangi Pilkada. "Itu kegagalan survei. Jadi, bisa berhasil dan gagal melihat kenyataan," tegasnya.
Baca: Cara Golkar Jaga Elektabilitas Jokowi
Wakil Ketua DPR itu menjelaskan, Gerindra tentunya bakal berupaya semaksimal mungkin untuk mendongkrak elektabilitas Prabowo. Seluruh kader, sayap partai, dan simpatisan bakal bekerja keras mengejar ketertinggalan tersebut.
Tidak hanya itu, sikap Prabowo selama ini yang menghindari kegaduhan politik juga bisa membantu mengerek elektabilitas.
"Pak Prabowo menghindari kegaduhan politik dan memberikan kesempatan kepada pemerintah sekarang. Ini sudah tiga tahun dan sudah cukup memberikan kesempatan," tandasnya.
Dalam survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), elektabilitas Jokowi masih unggul jauh dengan nilai 38,9%. Pesaing terdekatnya, Prabowo Subianto hanya mampu meraup nilai 12%. Presiden sebelumnya, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), ada di posisi ketiga dengan elektabilitas sebesar 1,6%.
medcom.id, Jakarta: Partai Gerindra tak melihat hasil survei yang dikeluarkan SMRC sebagai patokan, jelang Pilpres 2019. Dalam hasil survei tersebut, tingkat elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto masih kalah dari tingkat elektabilitas Presiden Joko Widodo.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mengatakan, sebagai
incumbent, wajar jika Jokowi mendapat hasil survei hingga 38,9 persen. Hasil tersebut
jauh meninggalkan Prabowo yang hanya mengumpulkan 12,0 persen di posisi kedua. Kewajaran itu, kata dia, terlihat dari gencarnya pemberitaan Jokowi di media massa.
"
Incumbent itu dapat porsi peliputan dan keliling daerah sangat maksimal," kata Fadli saat ditemui di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu 7 Oktober 2017.
Baca: Elektabilitas Jokowi Diprediksi Tembus 50% di Akhir 2017
Namun begitu, menurut Fadli, angka 30 persen dengan masifnya pemberitaan masih tergolong rendah. Hal itu, kata dia, menunjukkan responsnya tidak positif.
Melihat hal tersebut, Fadli menganggap hal tersebut merupakan peluang Prabowo. Apalagi, saat ini Prabowo belum berkeliling untuk menyosialisasikan diri untuk maju dalam Pilpres 2019.
Tidak hanya itu, Fadli juga berkaca pada pengalaman Pilkada DKI 2017. Saat itu, sebelum masa Pilkada, Basuki Tjahaja Purnama yang saat itu menjadi calon incumbent unggul jauh dari para pesaingnya. Namun, di akhir, malah pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno yang diusung Gerindra yang justru memenangi Pilkada. "Itu kegagalan survei. Jadi, bisa berhasil dan gagal melihat kenyataan," tegasnya.
Baca: Cara Golkar Jaga Elektabilitas Jokowi
Wakil Ketua DPR itu menjelaskan, Gerindra tentunya bakal berupaya semaksimal mungkin untuk mendongkrak elektabilitas Prabowo. Seluruh kader, sayap partai, dan simpatisan bakal bekerja keras mengejar ketertinggalan tersebut.
Tidak hanya itu, sikap Prabowo selama ini yang menghindari kegaduhan politik juga bisa membantu mengerek elektabilitas.
"Pak Prabowo menghindari kegaduhan politik dan memberikan kesempatan kepada pemerintah sekarang. Ini sudah tiga tahun dan sudah cukup memberikan kesempatan," tandasnya.
Dalam survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), elektabilitas Jokowi masih unggul jauh dengan nilai 38,9%. Pesaing terdekatnya, Prabowo Subianto hanya mampu meraup nilai 12%. Presiden sebelumnya, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), ada di posisi ketiga dengan elektabilitas sebesar 1,6%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(YDH)